Pabrik Glico Group di Indonesia Bakal Jadi yang Terbesar di Dunia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ezaki Glico Co., Ltd (Glico group) mulai mengoperasikan pabrik produksinya yang berbasis di Indonesia melalui anak usahanya PT Glico Manufacturing Indonesia (GMI). Melalui pabrik ini GMI akan menjadi basis produksi untuk memasok produk Pocky secara global.

Maklum saja, pabrik yang berlokasi di Karawang Jawa Barat ini merupakan pabrik kelima dan yang terbesar yang dimilliki Glico Group untuk memproduksi semua jenis produk “Pocky”. Pabrik ini memiliki luas area sekitar 60.000 meter persegi dan luas bangunan sekitar 57.000 meter persegi.

“Alasan kami membuka pabrik terbesar Glico di Indonesia adalah karena besarnya pasar Pocky di negara ini dan Indonesia juga salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia,” kata COO of Glico Asia Pacific Pte. Ltd., Hideaki Nagahisa saat ditemui di pabrik Glico, Kamis (23/2).


Selain menjadi yang terbesar, pabrik yang berbasis di Indonesia ini juga jadi satu-satunya pabrik milik Glico Group yang memiliki teknologi canggih dan mutakhir di antara pabrik Glico lainnya.

Baca Juga: Bukukan penjualan US$ 589,9 juta, Pocky jadi biskuit cokelat terlaris di dunia

Tidak tanggung-tanggung, Glico Group menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 693,3 miliar. Jumlah investasi ini sepenuhnya (100%) bersumber dari kantong perusahaan Glico Group.

Sementara itu Presiden Direktur PT Glico Manufacturing Indonesia, Bhakti Priyana mengatakan untuk tahap awal pengoperasiannya, pabrik yang rampung pada Maret 2022 ini masih memproduksi dan mendistribusikan produk “Pocky” untuk pasar domestik Indonesia.

Penjualan produk Pocky di pasar Indonesia sendiri telah berkontribusi sebesar 20% secara global kepada total pendapatan perusahaan induknya Ezaki Glico Co., Ltd.

Sementara itu jika dilihat dari pertumbuhan bisnisnya, GMI mencatat terjadi kenaikan sebesar 47% sejak tahun 2017 hingga tahun 2022. Tahun 2023 melalui GMI, Glico menargetkan penjualan di Indonesia bisa mencapai dua digit.

Meskipun pasar Indonesia menjanjikan, Glico Group berharap tantangan dari sisi bisnis yang berkaitan dengan peraturan pemerintah terkait pasar di Indonesia tidak ada hambatan di masa mendatang, mengingat saat ini pemerintah juga memiliki program yang gencar untuk menggaet investor masuk dengan memberikan insentif yang menarik.

“Glico akan memulai produksi dan ekspor ke Amerika Serikat di musim semi ini, yakni di kisaran awal hingga pertengahan tahun,” kata Bhakti kepada Kontan, Kamis (23/2).

Selain Amerika Serikat, Glico Group juga menargetkan kepastian stabilitas pasokan ke pasar-pasar Asia Tenggara dan Amerika Utara, di mana permintaan produk diperkirakan akan meningkat.

Dengan pasar yang semakin membaik, Glico Group percaya diri untuk mampu memenuhi permintaan saat ini dan di masa depan, baik di pasar Indoensia, Asia Tenggara dan Amerika Utara.

GMI sendiri telah memiliki 5 sertifikat internasional untuk produknya, yakni sertifikat Halal Indonesia, Sertifikat Badan POM, Sertifikat SNI Biskuit, Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO), The Foundation Food Safety System Certification 22000 (FSCC 22000), dan Food Safety Modernization Act (FSMA).

Baca Juga: Sejumlah produsen es krim tetap optimis dengan merilis varian produk baru

Mulai beroperasi sejak 8 November 2022, pabrik yang berlokasi di Karawang ini juga menjadi pabrik Glico dengan sumber energi panel surya terbesar dari pabrik Glico lainnya.

Tercatat Glico Group memiliki 18 jaringan perusahaannya yang tersebar di 12 negara. Pasar Indonesia sendiri pertama kali dijajaki sejak tahun 2014, namun posisi GMI saat itu hanyalah sebagai perusahaan distribusi dengan skema impor produk Pocky dari pabrik Glico di Thailand.

Lahirnya GMI juga berawal dari Kerjasama Glico Group dengan Wings Food membentuk perusahaan Join Venture Glico Wings untuk memproduksi produk es krim untuk dipasarkan di Indonesia.

Hideaki Nagahisa mengaku hingga saat ini kerja sama keduanya masih berlanjut dan berlangsung baik. Dirinya bilang “Dengan kerja sama tersebut, kita masih tetap memproduksi eskrim, tapi selain produk biskuit dan eskrim, kami belum ada rencana untuk ekspansi ke produk lainnya,” katanya kepada Kontan, Kamis (23/2).

Sebagai informasi, Join Venture kedua perusahaan tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2013 lalu. Produk es krim yang diproduksi di antaranya Haku, JCone, Frost Bite, dan Waku-waku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari