Pabrik gula mulai menggiling tebu



JAKARTA. Kita para konsumen gula boleh lega. Harga gula yang sudah melandai belakangan ini, tampaknya akan stabil demikian. Maklum, kini, sebagian pabrik gula sudah mulai menggiling tebu pada April ini. Bahkan ada yang sudah mulai bulan Maret kemarin, terutama pabrik gula di luar Jawa. Dengan demikian, pasokan dari dalam negeri tentunya akan nambah.

Colosewoko, Staf Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) mengatakan, kalangan pabrik gula di Luar Jawa sudah mulai giling pada bulan April ini. Pabrik-pabrik gula di Jawa baru akan mulai menggiling tebu Mei nanti.

Ia menambahkan, kalangan pabrik gula memiliki alasan mengapa melakukan kegiatan giling tebu lebih awal dari biasanya. "Kalau musim giling awal sudah mundur, musim giling selanjutnya akan bertabrakan dengan datangnya musim hujan," ungkapnya. Nah jika itu terjadi, produksi gula juga tidak akan mencapai tingkat maksimal.


Jika cuaca tahun ini normal, Mei ini mestinya adalah musim kemarau dan akan berlangsung hingga Agustus. Nah musim hujan akan kembali datang pada bulan Oktober atau November. Artinya, musim giling tebu harus dikejar sebelum musim hujan agar produksi optimal.

Menurut Colo, waktu musim giling tahun ini memang harus ditambah karena di Jawa ada tambahan luas area tanaman tebu. Kalau tahun lalu hanya sekitar 272.000 hektar, tahun ini mencapai sekitar 283.000 hektar. Maka, jumlah tebu yang harus digiling juga akan bertambah dari 22,8 juta ton menjadi 23 juta ton. Waktu musim giling yang diperlukan tahun ini adalah sekitar enam bulan.

Kementerian Pertanian menargetkan produksi gula 2,7 juta ton tahun 2010. Namun, target tersebut tidak tercapai tahun lalu karena hujan yang terus mengguyur sepanjang tahun sepanjang tahun sehingga rendeman gula di tanaman tebu rendah.

Berebut tebu

Toh ada kabar yang kurang sedap pada musim giling tahun ini. Arum Sabil, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengungkapkan, berdasarkan pantauan APTRI di lapangan, banyak tebu yang dipanen pada musim giling periode April - Mei ini sebenarnya masih belum cukup matang. Padahal, "Kalau tanaman tebu belum matang, tingkat rendemen tebu tidak maksimal," katanya kepada KONTAN, Selasa (19/4).

Menurutnya, usia ideal tanaman tebu hingga siap panen sekitar 11 bulan - 12 bulan. Dengan usia tanam ini, tanaman tebu memiliki tingkat kematangan tebu (brix) sekitar 20% dengan tingkat rendemen sekitar 7%-8%.

Tapi, lantaran curah hujan tinggi seperti saat ini dan umur tanaman tebu sekitar 12 bulan, tingkat kematangan tanaman tebu masih sekitar 16%. "Dengan tingkat kematangan tebu sekitar 16%, rendemen tebunya hanya sekitar 6%," kata Arum.

Arum menyatakan, panen tebu yang terlalu cepat ini disebabkan karena pabrik gula baik swasta maupun pabrik gula BUMN bersaing mendapatkan pasokan bahan baku. "Mereka khawatir tidak mendapatkan pasokan tebu dan kapasitas pabriknya idle. Oleh sebab itu, mereka berlomba mengawali musim gilingnya," jelasnya.

Colo rupanya kurang sepakat dengan Arum. Menurut Colo, pabrik gula tidak menggiling tebu yang masih muda, karena dalam panen tebu, pabrik gula memilih tanaman tebu yang sudah berumur minimal 12 bulan.

Menurut Colo, membiarkan tebu terlalu lama juga tidak menguntungkan. "Kalau tebu lebih dari 1 tahun, maka dengan sendirinya rendemennya juga turun dan tanaman bisa kering," katanya.

Musim giling tebu merupakan waktu yang ditunggu pemerintah. Sebab, pada musim giling tebu pemerintah bisa menghitung besar produksi gula. Tahun ini, pemerintah berharap produksi gula bisa mencapai 2,69 juta ton, atau lebih tinggi ketimbang realisasi produksi gula 2010 lalu sebesar 2,35 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini