Pabrik kayu lapis sawit beroperasi tahun ini



JAKARTA. PT Inhutani IV berharap bisa mulai mengoperasikan pabrik kayu lapis atau plywood dari limbah pohon kelapa sawit akhir tahun ini. Pabrik yang diklaim menjadi satu-satunya di Indonesia ini merupakan hasil kerjasama Inhutani dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I.

Endro Siswoko, Pelaksana Harian Direktur Inhutani IV berharap pabrik baru itu akan mampu memanfaatkan limbah kayu sawit secara maksimal. Menurut Endro, selama ini kayu sawit hanya dianggap sebagai limbah tidak berguna. "Harga jualnya akan menjadi lebih rendah dibanding kayu lapis berbahan kayu hutan," katanya, Kamis (7/6).

Limbah pohon kelapa sawit memiliki potensi besar sebagai bahan baku kayu lapis. Endro bilang, tiap tahun setidaknya ada sekitar 11 juta m³ sampai 13 juta m³ limbah pohon sawit yang dihasilkan. Limbah pohon sawit itu dihasilkan dari peremajaan lahan kebun sawit baik kebun rakyat, BUMN, maupun swasta.


Untuk merealisasikan pembangunan pabrik kayu lapis ini Inhutani tidak perlu mengeluarkan biaya investasi yang besar. Melalui perusahaan patungan antara Inhutani IV dan PTPN I bernama PT Eco Plywood Indonesia, perusahaan ini hanya membutuhkan dana Rp 10 miliar sampai Rp 20 miliar.

Eco Plywood adalah perusahaan patungan yang 60% sahamnya dikuasai Inhutani IV, sedangkan 40% saham yang lain dimiliki PTPN I. Perusahaan ini tidak membutuhkan dana besar pada tahap awal hanya menghidupkan pabrik lama di Aceh yang sudah tidak aktif lagi.

Pabrik memiliki kapasitas terpasang mencapai 27.500 m3 pertahun. Menurut Endro, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk membangun lagi pabrik kayu lapis yang sama. Pabrik tambahan akan didirikan jika respon pasar terhadap produk kayu lapis berbahan baku kayu ini cukup positif.

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, pabrik pengolahan kayu lapis Eco Plywood akan mengandalkan pasokan dari PTPN I. Namun ke depan, Endro mengatakan, pihaknya akan menggandeng perusahaan sawit lain baik BUMN maupun swasta.

Endro yakin pasar kayu lapis limbah pohon sawit terbuka lebar. Sebab, dengan mengusung produk kayu lapis ramah lingkungan atau eco plywood, produk ini akan mampu menyaingi kayu lapis berbahan hasil hutan tanaman industri (HTI). "Apalagi harganya lebih murah," katanya. Maraknya kampanye ramah lingkungan juga akan akan mendongkrak penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: