Pabrik Lithium dan Anoda Sedang Dibangun untuk Mendukung Produksi Kendaraan Listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sedang membangun lithium refinery dan fasilitas produksi bahan anoda untuk melengkapi industri bahan baterai berbasis nikel, kata seorang pejabat, dengan bertujuan untuk menjadikan sebagai pusat pembuatan kendaraan listrik (EV).

Investor saat ini sedang membangun pabrik lithium hidroksida dengan kapasitas 60.000 ton di jantung industri nikel di Morowali, kata Septian Hario Seto, Wakil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada hari Selasa.

Pabrik material anoda dengan kapasitas 80.000 ton akan mulai dibangun pada bulan Januari, tambahnya.


Baca Juga: Komoditas Nikel Masih Bugar di Tengah Lesunya Ekonomi China

Kedua bahan tersebut dibutuhkan untuk membuat baterai EV.

“Kita sedang membangun ekosistem, jadi kita tidak hanya memproduksi komponen berbasis nikel dan kobalt saja,” ujarnya.

Indonesia sudah mulai memproduksi suku cadang baterai EV yang diekstraksi dari nikel, tetapi bahan lain juga dibutuhkan untuk memproduksi baterai EV, kata Seto.

Indonesia saat ini belum memiliki tambang litium sendiri. Dia tidak merinci bagaimana sumber bijih litium untuk pabrik tersebut.

Pemerintah telah melarang ekspor nikel yang belum diolah untuk menarik investasi di dalam negeri dan mengamankan bahan untuk produksi logam nikel dan bahan baterai dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .