KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baja nasional PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berencana meningkatkan volume penjualan bajanya 40% menjadi 2,8 juta ton di tahun 2018. Salah satu upayanya dengan memperbanyak suplai baja ke perusahaan domestik dan juga ekspor. Hal ini berdasar dari proyeksi kebutuhan baja domestik terus meningkat. Pada tahun 2016 kebutuhan baja dalam negeri mencapai 12,7 juta ton. Kebutuhan ini diproyeksikan akan terus meningkat pada tahun mendatang, rata-rata peningkatan 1 juta ton baja setiap tahunnya. Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan akibat adanya overhaul pabrik HSM volume produksi belum maksimal pada tahun lalu. Sehingga tahun ini dengan kapasitas produksi yang maksimal target 2,8 juta diharapkan bisa tercapai. "Tentu kami suplai baja ke proyek konstruksi, infrastruktur, minyak dan gas," kata Purwono kepada KONTAN, (25/1). Salah satu proyek yang dibidik oleh pengerjaan tol. Apalagi tahun lalu emiten berkode saham KRAS sudah menyuplai baja untuk Jakarta-Cikampek II elevated toll road. "Sudah banyak perusahaan yang mempelajari penggunaan baja untuk menggantikan beton di tol," katanya. Selain itu, KRAS juga akan membidik pasar ekspor. Pasarnya yakni di negara Asia Tenggara dan juga Australia. "Kami persiapkan baja kami untuk ekspor mengingat akan segera beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 maka ada tambahan kapasitas sebanyak 1,5 juta ton," tambahnya. Saat ini, kapasitas produksi PT KS digabungkan dengan PT Krakatau Posco (perusahaan patungan PT KS dan Posco) di Cilegon telah mencapai 4,5 juta ton, dan segera meningkat kembali dengan beroperasinya pabrik HSM#2 berkapasitas 1,5 juta ton pada akhir tahun 2019, sehingga total akan mencapai 6 juta ton. "Saat ini pembangunan fisik hampir 50% sudah jadi," katanya.
Pabrik normal, Krakatau Steel akan tingkatkan volume penjualan baja 40%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baja nasional PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berencana meningkatkan volume penjualan bajanya 40% menjadi 2,8 juta ton di tahun 2018. Salah satu upayanya dengan memperbanyak suplai baja ke perusahaan domestik dan juga ekspor. Hal ini berdasar dari proyeksi kebutuhan baja domestik terus meningkat. Pada tahun 2016 kebutuhan baja dalam negeri mencapai 12,7 juta ton. Kebutuhan ini diproyeksikan akan terus meningkat pada tahun mendatang, rata-rata peningkatan 1 juta ton baja setiap tahunnya. Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan akibat adanya overhaul pabrik HSM volume produksi belum maksimal pada tahun lalu. Sehingga tahun ini dengan kapasitas produksi yang maksimal target 2,8 juta diharapkan bisa tercapai. "Tentu kami suplai baja ke proyek konstruksi, infrastruktur, minyak dan gas," kata Purwono kepada KONTAN, (25/1). Salah satu proyek yang dibidik oleh pengerjaan tol. Apalagi tahun lalu emiten berkode saham KRAS sudah menyuplai baja untuk Jakarta-Cikampek II elevated toll road. "Sudah banyak perusahaan yang mempelajari penggunaan baja untuk menggantikan beton di tol," katanya. Selain itu, KRAS juga akan membidik pasar ekspor. Pasarnya yakni di negara Asia Tenggara dan juga Australia. "Kami persiapkan baja kami untuk ekspor mengingat akan segera beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 maka ada tambahan kapasitas sebanyak 1,5 juta ton," tambahnya. Saat ini, kapasitas produksi PT KS digabungkan dengan PT Krakatau Posco (perusahaan patungan PT KS dan Posco) di Cilegon telah mencapai 4,5 juta ton, dan segera meningkat kembali dengan beroperasinya pabrik HSM#2 berkapasitas 1,5 juta ton pada akhir tahun 2019, sehingga total akan mencapai 6 juta ton. "Saat ini pembangunan fisik hampir 50% sudah jadi," katanya.