KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang memproduksi pelat baja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (
GDST) masih berupaya melaksanakan pembangunan pabrik pelat baja atau plate mill II. Sekretaris Perusahaan Gunawan Dianjaya Steel Hadi Sutjipto mengatakan, adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan Level 4 tidak menjadi penghalang pelaksanaan pembangunan pabrik plate mill II. Proyek ini sendiri ditargetkan bisa selesai paling lambat akhir tahun 2022 mendatang. “Pembangunan plate mill II tetap berjalan walau dengan pelan. Saat ini progres-nya 80,6%,” imbuh Hadi, Kamis (29/7).
Ketika beroperasi, pabrik plate mill II GDST akan memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta pelat baja per tahun. Adapun saat ini, GDST memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 400.000 ton baja (plate mill GDS) per tahun serta tambahan kapasitas sebesar 60.000 ton baja (plate mill eks JPRS/Div-1) per tahun. Dalam catatan Kontan.co.id, GDST menggelontorkan dana belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 60 miliar di tahun ini. Sebagian besar dana capex tersebut dialokasikan untuk pengerjaan pabrik plate mill II, sedangkan sisanya ditujukan untuk penggantian atau pemeliharaan pabrik plate mill I.
Baca Juga: Gunawan Dianjaya Steel (GDST) fokus perbaiki kinerja dan lanjutkan ekspansi Hadi juga mengonfirmasi bahwa kegiatan operasional GDST tetap berjalan normal sekalipun ada PPKM Darurat atau Level 4. Sebab, GDST sudah mengantongi Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) dari Kementerian Perindustrian sehingga kegiatan produksi dan logistik perusahaan tetap berjalan lancar dengan protokol kesehatan yang ketat. Meski tidak disebut secara rinci, penjualan produk pelat baja GDST juga tidak mengalami gangguan meski ketidakpastian pandemi Covid-19 masih menyelimuti Indonesia. “Tren penjualan selama PPKM justru ada peningkatan untuk segmen
end user,” ujar dia.
Sejauh ini, GDST tetap fokus pada penjualan pelat baja di pasar lokal. Perusahaan ini sebenarnya juga menjual produk pelat baja ke pasar ekspor yakni Singapura dan Malaysia, meski porsinya tergolong mini. Hadi pun memastikan GDST tetap berusaha mencari pembeli baru di kedua negara tersebut. Mengutip laporan keuangan, penjualan bersih GDST meningkat 8,23% (yoy) menjadi Rp 432,30 miliar pada kuartal I-2021. GDST juga meraih laba bersih periode berjalan sebesar Rp 6,19 miliar di kuartal I-2021, dibandingkan di kuartal I-2020 di mana perusahaan merugi Rp 107,52 miliar. Mayoritas penjualan bersih GDST di kuartal I-2021 berupa plat lokal sebesar Rp 357,46 miliar, sedangkan penjualan plat ekpor perusahaan tercatat sebesar Rp 48,66 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari