Pabrik kayu lapis (plywood) di Kediri, Jawa Timur milik Perhutani yang beroperasi akhir Juni 2013 belum beroperasi penuh. Tadinya, pabrik tersebut ditargetkan mengolah kayu sebesar 48.000 meter kubik per tahun. Namun, sampai awal Oktober ini, pabrik hanya mampu mengolah kayu sebesar 1.200 meter kubik per bulan. Dampaknya, Perhutani tak optimis mampu meraup pendapatan sebesar Rp 72 miliar dari penjualan plywood. Bambang Sukmananto, Direktur Utama Perhutani, menyatakan, ada beberapa alat yang perlu ditambah untuk mempercepat proses produksi. Salah satunya, mesin pemanas. "Kami akan beli tambahan mesin pemanas untuk mempercepat proses produksi. Tidak mahal, sekitar beberapa ratus juta," kata Bambang, kemarin.
Pabrik plywood Perhutani belum maksimal
Pabrik kayu lapis (plywood) di Kediri, Jawa Timur milik Perhutani yang beroperasi akhir Juni 2013 belum beroperasi penuh. Tadinya, pabrik tersebut ditargetkan mengolah kayu sebesar 48.000 meter kubik per tahun. Namun, sampai awal Oktober ini, pabrik hanya mampu mengolah kayu sebesar 1.200 meter kubik per bulan. Dampaknya, Perhutani tak optimis mampu meraup pendapatan sebesar Rp 72 miliar dari penjualan plywood. Bambang Sukmananto, Direktur Utama Perhutani, menyatakan, ada beberapa alat yang perlu ditambah untuk mempercepat proses produksi. Salah satunya, mesin pemanas. "Kami akan beli tambahan mesin pemanas untuk mempercepat proses produksi. Tidak mahal, sekitar beberapa ratus juta," kata Bambang, kemarin.