CIKAMPEK. Pasokan pupuk NPK nasional akan bertambah lagi dengan selesainya pembangunan pabrik pupuk NPK granular milik PT Pupuk Kujang. Pabrik yang diresmikan kemarin (23/12) itu berkapasitas 100.000 ton per tahun.
"Pembangunan pabrik ini lebih cepat dua bulan dibandingkan jadwal semula, hanya memakan waktu 14 bulan," ujar Direktur Utama Pupuk Kujang Aas Asikin Idat, Rabu (23/12). Pembangunan pabrik senilai Rp 55 miliar ini, imbuh Aas, bertujuan mendukung program ketahanan pangan nasional jangka panjang. Rencananya, Pupuk Kujang akan memasarkan pupuk NPK miliknya ke wilayah Jawa Barat, Sumatera, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat. Fokus penjualan adalah sektor perkebunan. Lokasi pabrik di Jawa Barat, kata Aas, memberikan keuntungan tersendiri. Lokasinya dekat dengan Pulau Sumatera dan Kalimantan yang merupakan sentra perkebunan kelapa sawit yang menjadi fokus penjualan pupuk NPK buatan Pupuk Kujang. Aas bilang, Pupuk Kujang akan meningkatkan kapasitas produksi NPK di pabrik barunya ini setelah dua tahun berproduksi. Untuk 2010 dan 2011 kapasitas produksi masing-masing masih 100.000 ton per tahun. Produksi akan naik di 2012 menjadi 300.000 ton per tahun. Kenaikan produksi itu, seiring pertumbuhan kebutuhan pupuk NPK nasional. Pada 2009 ini, kebutuhan NPK tercatat 1,4 juta ton. Kebutuhan pupuk NPK nasional diperkirakan naik menjadi 12,29 juta ton pada 2015. Saat ini, pupuk Kujang memiliki lima pabrik. Dua pabrik merupakan pabrik amoniak berkapasitas masing-masing 330.000 ton per tahun. Dua unit lain adalah pabrik pupuk urea berkapasitas masing-masing 570.000 ton per tahun. Satu unit terakhir merupakan pabrik NPK blending berkapasitas 200.000 per tahun.
Aas mengatakan, pembangunan pabrik pupuk NPK menjadi langkah perusahaannya mendiversifikasi produk. Langkah ini didukung ketersediaan bahan baku berupa pupuk urea. Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar berharap produsen pupuk terus meningkatkan produksi NPK demi memenuhi kebutuhan petani, seiring keinginan pemerintah menghilangkan ketergantungan petani kepada pupuk urea. "Sehingga kita bisa memanfaatkan urea hanya untuk tanaman pangan dan ekspor," katanya. Mustafa juga meminta Pusri Holding meningkatkan perannya dalam penetapan rayonisasi pemasaran pupuk NPK yang kini diproduksi tiga pabrik -yakni Pupuk Kaltim, Pupuk Petrokimia, dan Pupuk Kujang- agar efisien. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: