Pabrik Tiphone akan merakit ponsel Asus



JAKARTA. Prinsipal telepon seluler (ponsel) asal Taiwan Asustex Computer, berencana menjalin kerjasama produksi ponsel merek Asus dengan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) mulai tahun 2016. Rencana ini muncul menyusul adanya kerjasama pembangunan pabrik ponsel antara Tiphone dengan Arima Communications Corporation yang juga asal Taiwan.

Awal September 2015, Tiphone dan Arima sepakat berkongsi mendirikan pabrik ponsel dengan investasi US $ 50 juta. Anak usaha ini akan memproduksi ponsel sebanyak 300 000 unit per bulan.

Kerjasama inilah yang memikat manajemen Asus untuk mempercayakan produksi ponselnya ke anak usaha Tiphone dan Arima tersebut. Keinginan Asus menjalin kerjasama produksi dengan Tiphone dan Arima ini disampaikan Jerry Shen, chief executive officer (CEO) Asustek Computer yang dikutip KONTAN dari Digitimes, akhir pekan lalu (20/11).


Menurut Shen, kerjasama dengan Tiphone bertujuan untuk meningkatkan penjualan sekaligus meningkatkan kualitas produk mereka. Rencana ini tentu menjadi kabar baik bagi Tiphone, tetapi menjadi kabar tak sedap bagi PT Sat Nusapersada Tbk yang saat ini masih mengikat kontrak kerjasama untuk memproduksi ponsel dengan Asus sampai pertengahan tahun 2016 mendatang.

Bidin Yusuf Direktur PT Sat Nusapersada Tbk mengaku belum mengetahui rencana manajemen Asus yang ingin menjalin kerjasama dengan Tiphone tersebut. Ia bilang, Sat Nusapersada saat ini masih mencatat kontrak produksi ponsel dengan Asus sampai pertengahan tahun depan. "Tanyakan ke mereka saja (Asus), yang pasti durasi kontrak kami dengan Asus berlaku setahun," kata Bidin kepada KONTAN, Jumat (20/11).

Perlu diketahui saja, kerjasama perakitan ponsel Asus dengan PT Sat Nusapersada Tbk sudah terjalin sejak Mei 2015 lalu. Adapun kerjasama produksi ponsel Asus dan Sat Nusapersada ini berkisar antara 50.000 unit sampai dengan 150.000 unit per bulan.

Saat ini, Sat Nusapersada telah memiliki fasilitas perakitan ponsel di Batam. Emiten berkode saham PTSN ini memiliki kemampuan produksi ponsel sebanyak 3 juta unit per bulan dengan kapasitas terpakai baru sebanyak 1 juta unit per bulan.

Mengenai rencana Asus untuk memproduksi ponselnya ke anak usaha Tiphone ini, KONTAN belum berhasil mendapatkan penjelasan dari Juliana Chen, Country Product Group Asus Indonesia. Pesan singkat atau sambungan telepon dari KONTAN belum mendapatkan balasan.

Sementara itu, Semuel Kurniawan, Sekretaris Perusahaan Tiphone enggan menjelaskan adanya rencana Asus untuk kerjasama produksi dengan perusahaannya. Namun demikian, Semuel tak menampik adanya rencana kerjasama produksi tersebut. "Saya belum bisa memberikan pernyataan," terang Semuel lewat pesan singkat.

Ikuti aturan

Keinginan prinsipal ponsel luar negeri merakit produk di Indonesia muncul setelah pemerintah berencana mewajibkan penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk produk ponsel yang beredar di Indonesia awal 2017. Agar bisa menaati aturan ini, prinsipal ponsel asing harus merakit ponselnya di Indonesia.

Demi memenuhi aturan pemerintah, prinsipal ponsel asing melakukannya dengan dua cara. Ambil contoh, Samsung memilih bikin pabrik sendiri. Prinsipal lain, seperti yang dilakukan oleh Asus, memilih bekerjasama dengan perakitan lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan