Pabrik Tuban tambah amunisi SMCB



JAKARTA. Para produsen semen berlomba membangun pabrik baru demi mendongkrak produksi semen. Maklum, permintaan semen semakin berlimpah seiring gencarnya proyek konstruksi, sementara kapasitas produksi semen masih terbatas.PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)  pun menempuh strategi serupa, dengan membangun pabrik semen di Tuban. Sejak Agustus 2013 lalu, pabrik baru SMCB di Tuban sudah mulai beroperasi. Pabrik baru ini berkapasitas 1,7 juta ton semen per tahun. Nah, di tahun ini, SMCB berharap, pabrik Tuban ini bisa berkontribusi sekitar 500.000 ton-600.000 ton.Beroperasinya pabrik Tuban ini menjadi amunisi baru bagi SMCB. Sebab, penjualan SMCB sampai  tujuh bulan pertama tahun ini, turun 1,6% year on year menjadi 4,76 juta ton. Alhasil, pangsa pasar SMCB pun tergerus dari sebelumnya 15,8% menjadi 14,5%.Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy bilang, pangsa pasar SMCB turun karena produksi kompetitor utamanya yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menanjak sejak mengoperasikan pabrik baru. Dus, pangsa pasar SMGR naik dari 44,3% menjadi 45%.Analis Amcapital, Helmi Therik menambahkan, SMCB memiliki persoalan kapasitas produksi. Dengan kapasitas produksi yang sudah maksimal, menyebabkan pertumbuhan penjualan SMCB tak agresif.Nah, setelah pabrik baru SMCB beroperasi, penjualan SMCB bisa terkerek. Hanya saja, kata Robertus, karena belum bisa beroperasi secara penuh, produksi pabrik baru SMCB belum akan maksimal. "Tercapai setengahnya saja sudah bagus," ujar dia. Helmi memperkirakan, baru di tahun depan, kapasitas produksi pabrik baru SMCB akan maksimal. Hitungan dia, kapasitas produksi SMCB akan naik dari sekitar 8 juta ton per tahun menjadi 10 juta ton per tahun di tahun 2014.Sejauh ini, para analis belum mengubah target mereka atas saham SMCB. "Saya menunggu laporan keuangan kuartal III 2013 dan juga perkembangan pabrik baru," tutur Robertus.Helmi memproyeksikan, pendapatan SMCB tahun ini akan naik menjadi  Rp 10,5 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp 9,01 triliun. Sedangkan, laba bersih SMCB akan naik 18,52% menjadi Rp 1,6 triliun, dari Rp 1,35 triliun pada tahun 2012.Menurut dia, permintaan semen di semester II ini akan lebih tinggi. Biasanya, rata-rata kinerja emiten semen di semester II mampu berkontribusi hingga 65% dari target setahun.Menurut catatan Helmi, rasio harga berbanding laba bersih per saham atau price to earnings ratio (PER) SMCB 2013 sebesar 16,5 kali, lebih tinggi ketimbang rata-rata industri sejenis di level 15 kali. Toh, Helmi masih merekomendasikan buy saham SMCB dengan target Rp 3.800.Robertus juga menyarankan buy saham SMCB dengan target harga Rp 2.950. Sedangkan, analis Mandiri Sekuritas, Liliana S. Bambang memberikan rekomendasi neutral saham ini dengan target harga di posisi Rp 2.700 per saham.Kemarin (19/9), harga saham SMCB naik 3,06% ke posisi Rp 2.525 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yuwono Triatmodjo