Pabrik tutup, PLN UID Disjaya: Konsumsi listrik turun 5% di Maret



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya menyatakan bahwa konsumsi listrik ke sektor bisnis dan industri melemah sepanjang Maret. 

Hal ini karena ada kebijakan work from home dari pemerintah dan Pemda DKI yang meminta perkatoran, pusat belanja, dan industri mempekerjakan karyawan dari rumah. Alhasil pemakaian listrik di dua golongan ini melemah.

Baca Juga: Mau dapat diskon listrik via WhatsApp, begini caranya


Dari data PLN Disjaya konsumsi rumah tangga selama WFH pada Maret 2020 dibandingkan dengan Maret 2019 mengalami kenaikan 10,8 juta kWh atau setara 0,49%. Namun pemakaian listrik di sektor bisnis dan industri menurun.

"Pemakaian listrik sektor bisnis pada bulan Maret 2020 dibandingkan Maret 2019 berkurang 2,8 juta kWh atau turun 0,1% sedangkan listrik sektor Industri berkurang 54,8 juta kWH atau turun 5%," ungkap General Manager PT Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jakarta Raya M. Ikhsan Asaad ke KONTAN, Senin (6/4).

Menurut Ikhsan yang termasuk pelanggan sektor bisnis adalah mall, hotel, dan kantor-kantor swasta, sedangkan untuk pelanggan industri seperti pabrik baja, tekstil, dan lainnya. "Supaya sales kembali positif, maka geliat ekonomi harus segera reborn," imbuh dia.

Baca Juga: Hore! Mulai hari ini, token listrik gratis PLN sudah bisa diklaim lewat WhatsApp

Dia mengatakan, bahwa kenaikan penjualan listrik rumah tangga tidak bisa menutupi penurunan penjualan listrik di sektor bisnis dan industri. "Tidak sebanding dengan turunnya konsumsi di pelanggan kelompok tarif bisnis dan industri," ujar dia.

Meski begitu, Ikhsan mengatakan, dirinya belum menetapkan revisi atas penjualan listrik di PLN UID Disjaya karena adanya wabah corona. "Target penjualan listrik PLN UID Disjaya tahun ini Rp 46 triliun," tuturnya.

Sementara itu, PLN UID Disjaya saat ini sudah menggratiskan listrik bagi golongan 450 VA dan 900 VA. Berdasarkan data Februari 2020, pelanggan 450 dan 900 VA yang menerima subsidi sebanyak 389.698 pelanggan dengan rincian, R1 450 subsidi sebanyak 246.272 pelanggan dan R1 900 subsidi sebanyak 143.426 pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini