JAKARTA. Rencana Volkswagen AG untuk ekspansi di pasar otomotif Indonesia, dengan membangun pabrik perakitan masih tertunda. VW memilih menunggu situasi ekonomi di Indonesia kembali normal.Pabrik kedua tersebut direncanakan memiliki kapasitas produksi sampai 80.000 unit mobil per tahun. Sedangkan pabrik pertama yang dbangun oleh Grup Indomobil di Cikampek, sudah mencapai kapasitas penuh dengan kuota produksi 5.000 unit per tahun."Gejolak kurs rupiah terhadap euro membuat VW pusat harus menunda rencana awal. Principal memilih sikap wait and see, dan mengkaji kembali rencana tersebut. Saat ini kami sedang menunggu jawaban dari pusat," jelas Presiden dan CEO Garuda Mataram Motor (GMM) Andrew Nasuri, di Jakarta, Selasa (15/7).Andrew melanjutkan, kendati menunda pembangunan pabrik dengan kapasitas produksi besar, VW pusat masih optimis dengan perkembangan di Indonesia. "Pasar Indonesia terbilang bagus, hanya indikator ekonomi yang melemah. Saat kalkulasi awal, rupiah terhadap euro masih stabil, tapi sekarang melemah dan ini yang membuat harus dikalkulasi ulang," lanjut Andrew.Penjualan naikPenjualan GMM selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) VW di Indonesia, menunjukkan hasil positif pada semester pertama 2014. Andrew menjelaskan, ada kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu."Persis angkanya saya lupa, tapi ada kenaikan lima sampai 10 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Model yang terlaris di Indonesia masih tetap Tiguan dan Golf. Model limited seperti Scirocco GTS dan Golf GTI bisa laris," tutup Andrew. (Azwar Ferdian)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pabrik VW di Indonesia masih tertunda
JAKARTA. Rencana Volkswagen AG untuk ekspansi di pasar otomotif Indonesia, dengan membangun pabrik perakitan masih tertunda. VW memilih menunggu situasi ekonomi di Indonesia kembali normal.Pabrik kedua tersebut direncanakan memiliki kapasitas produksi sampai 80.000 unit mobil per tahun. Sedangkan pabrik pertama yang dbangun oleh Grup Indomobil di Cikampek, sudah mencapai kapasitas penuh dengan kuota produksi 5.000 unit per tahun."Gejolak kurs rupiah terhadap euro membuat VW pusat harus menunda rencana awal. Principal memilih sikap wait and see, dan mengkaji kembali rencana tersebut. Saat ini kami sedang menunggu jawaban dari pusat," jelas Presiden dan CEO Garuda Mataram Motor (GMM) Andrew Nasuri, di Jakarta, Selasa (15/7).Andrew melanjutkan, kendati menunda pembangunan pabrik dengan kapasitas produksi besar, VW pusat masih optimis dengan perkembangan di Indonesia. "Pasar Indonesia terbilang bagus, hanya indikator ekonomi yang melemah. Saat kalkulasi awal, rupiah terhadap euro masih stabil, tapi sekarang melemah dan ini yang membuat harus dikalkulasi ulang," lanjut Andrew.Penjualan naikPenjualan GMM selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) VW di Indonesia, menunjukkan hasil positif pada semester pertama 2014. Andrew menjelaskan, ada kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu."Persis angkanya saya lupa, tapi ada kenaikan lima sampai 10 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Model yang terlaris di Indonesia masih tetap Tiguan dan Golf. Model limited seperti Scirocco GTS dan Golf GTI bisa laris," tutup Andrew. (Azwar Ferdian)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News