KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) menargetkan, produksi alat berat tahun 2018 ini sebesar 7.000 unit, naik 24,8% dibandingkan realisasi produksi tahun 2017 yang mencapai 5.609 unit. Target tahun ini terdorong permintaan dari sektor pertambangan yang sedang menikmati harga komoditas dan menggeliatnya sektor konstruksi. Ketua Hinabi Jamaludin menjelaskan, kapasitas produksi alat berat di Indonesia saat ini 10.000 unit, tapi utilitasnya baru sebesar 70%. Gap antara target produksi dan kapasitas terpasang terjadi karena kurangnya pasokan bahan baku. "Kendalanya adalah pasokan komponen yang belum stabil dan juga tenaga kerja," ujarnya kepada KONTAN, Senin (12/2). Menurut dia, kenaikan signifikan permintaan alat berat pada tahun 2018 ini, terutama karena membubungnya harga komoditas tambang batubara. Di sisi lain, pasokan bahan baku alat berat yang sebagian besar diimpor dari Jepang tidak mencukupi.
Pabrikan alat berat nikmati rezeki
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) menargetkan, produksi alat berat tahun 2018 ini sebesar 7.000 unit, naik 24,8% dibandingkan realisasi produksi tahun 2017 yang mencapai 5.609 unit. Target tahun ini terdorong permintaan dari sektor pertambangan yang sedang menikmati harga komoditas dan menggeliatnya sektor konstruksi. Ketua Hinabi Jamaludin menjelaskan, kapasitas produksi alat berat di Indonesia saat ini 10.000 unit, tapi utilitasnya baru sebesar 70%. Gap antara target produksi dan kapasitas terpasang terjadi karena kurangnya pasokan bahan baku. "Kendalanya adalah pasokan komponen yang belum stabil dan juga tenaga kerja," ujarnya kepada KONTAN, Senin (12/2). Menurut dia, kenaikan signifikan permintaan alat berat pada tahun 2018 ini, terutama karena membubungnya harga komoditas tambang batubara. Di sisi lain, pasokan bahan baku alat berat yang sebagian besar diimpor dari Jepang tidak mencukupi.