Pabrikan Otomotif Jepang Getol Pasarkan Mobil Hybrid di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pabrikan otomotif asal Jepang cukup mendominasi pasar mobil hybrid di Indonesia. Mobil hybrid pun dinilai cukup populer di tengah era transisi elektrifikasi di Tanah Air.

PT Toyota Astra Motor (TAM) menjadi salah satu agen pemegang merek (APM) yang aktif menjual mobil hybrid. Jelang akhir tahun 2022, Toyota pernah merilis All-New Kijang Innova Zenix Hybrid. Ini menjadi mobil berbasis elektrifikasi pertama Toyota yang diproduksi langsung di Indonesia.

Selama Januari-Mei 2023, Innova Zenix Hybrid mampu terjual sebanyak 7.d219 unit secara wholesales (pabrik ke dealer).


Toyota juga beberapa kali merilis model hybrid baru sepanjang 2023 berjalan, seperti All-New Corolla Cross GR Sport Hybrid, RAV4 GR Sport PHEV, hingga All-New Yaris Cross Hybrid. Bersamaan dengan Innova Zenix Hybrid, kini Toyota turut memproduksi Yaris Cross Hybrid di dalam negeri.

Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, secara umum Toyota menerapkan strategi multi-pathway dalam memperkenalkan berbagai produk elektrifikasi di Indonesia. Strategi ini menjadi bagian dari kontribusi Toyota dalam mencapai netral karbon.

“Jadi tidak hanya mobil hybrid, kami juga memperkenalkan battery electric vehicle (BEV) dan plug-in hybrid EV (PHEV) untuk memperbanyak pilihan bagi masyarakat yang ramah lingkungan,” ungkap Anton, Rabu (12/7).

Baca Juga: Pembeli Minim, Pemerintah Akan Perluas Penerima Manfaat Subsidi Motor Listrik

Masing-masing teknologi yang diusung oleh mobil hybrid, PHEV, dan BEV memiliki kelebihannya tersendiri, sehingga dapat lebih menyesuaikan kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia. Khusus hybrid misalnya, mobil ini memiliki kelebihan tidak memerlukan pengisian daya ulang pada baterainya, seperti BEV. Namun, mobil hybrid tetap ramah lingkungan.

Pada masa mendatang, Toyota akan terus berekspansi di segmen kendaraan elektrifikasi dengan berbagai varian teknologi dan model. “Kami juga melakukan produksi lokal seperti Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross, serta masuk ke segmen pasar yang lebih luas,” imbuh dia.

Selain Toyota, terdapat PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang memasarkan mobil hybrid. Pertengahan tahun 2022 lalu, Suzuki merilis All New Ertiga Hybrid yang dihargai mulai dari Rp 273,7 juta. Bulan Juni 2023, Suzuki juga baru meluncurkan New XL7 Hybrid dengan harga mulai dari Rp 256,1 juta.

Public Relations Head Suzuki Indomobil Sales Zulfikar Rafi Al-Ghanny mengatakan, All New Ertiga Hybrid mendapat respons positif dari masyarakat Indonesia dan tren penjualannya diklaim cukup stabil sepanjang tahun ini.

“New XL7 Hybrid juga mendapatkan permintaan yang positif meski belum ada sebulan sejak peluncurannya,” imbuh dia, Rabu (12/7).

Pihak Suzuki tidak membeberkan besaran penjualan atau surat pemesanan kendaraan (SPK) untuk New XL Hybrid.

Baca Juga: Penjualan Mobil Nasional Tembus 505.985 Unit hingga Akhir Juni 2023

Di sisi lain, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) All-New Ertiga Hybrid tercatat sebanyak 3.338 unit pada Januari-Mei 2023.

Ghanny menyebut, Suzuki terus fokus dan peduli terhadap isu lingkungan melalui pengembangan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Teknologi dinilai sesuai dengan konsep Suzuki yang berkomitmen menghadirkan produk kendaraan berkualitas, mudah digunakan, dan memiliki harga terjangkau untuk dimiliki oleh segala kalangan konsumen.

“Secara konsisten Suzuki akan selalu mengenalkan teknologi SHVS secara luas dan mengedukasi pelanggan agar manfaat dari teknologi ini dapat dirasakan optimal,” jelas dia.

PT Honda Prospect Motor (HPM) juga berencana merilis dua model hybrid di pasar Indonesia pada 2023. Hanya saja HPM belum memberi kisi-kisi seperti apa rupa mobil hybrid Honda, termasuk waktu peluncuran resminya di Tanah Air. Belum diketahui juga apakah mobil hybrid baru Honda tersebut berstatus produk impor atau produk yang dirakit langsung di Indonesia.

Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor Jusak Billy menyatakan, sejalan dengan visi Honda secara global pada 2050, Honda berencana untuk memperkenalkan 30 model electric vehicle (EV) dengan target volume produksi global sebanyak 2 juta unit pada 2030. Salah satu implementasi rencana tersebut adalah melalui peluncuran model hybrid di Indonesia.

Salah satu faktor utama yang mendorong Honda memilih mobil hybrid lantaran kendaraan tersebut punya tingkat efisiensi bahan bakar yang jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan konvensional. Dengan begitu, mobil hybrid juga menghasilkan emisi yang lebih rendah.

“Secara infrastruktur, kami menilai saat ini teknologi mobil hybrid menjadi yang paling tepat diperkenalkan terlebih dahulu sebelum menuju era elektrifikasi penuh yang juga sedang kami siapkan,” ungkap dia, Rabu (12/7).

Terkait harga, Billy menilai bahwa mobil hybrid yang mengadopsi teknologi lebih canggih dan kompleks tentu bakal memiliki harga yang berbeda dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Namun, Honda memastikan selalu berusaha memberikan harga produk yang kompetitif dan menarik bagi para konsumennya.

Baca Juga: Terbitkan Permendag No. 20 Tahun 2023, Mendag: Kemendag Permudah Ekspor ke Jepang

Pengamat Otomotif Bebin Djuana berpendapat, berkaca pada perjalanan sejarah otomotif dunia, Jepang memang dikenal sebagai perintis kendaraan hybrid. Dengan konsep hybrid, Jepang dapat membuat mobil yang hemat konsumsi bahan bakar sekaligus menekan polusi.

Bahkan, menurut Bebin, sampai sebelum pandemi tiba, Jepang sebenarnya masih meragukan kendaraan listrik (EV) sebagai bagian dari masa depan industri otomotif dunia. Justru pabrikan Jepang berupaya mengembangkan kendaraan ramah lingkungan dengan teknologi selain elektrifikasi. Akhirnya, pabrikan Jepang sadar bahwa dunia kini siap beralih mengadopsi teknologi elektrifikasi.

“Tidak ada pilihan lain bagi merek Jepang, kecuali mengejar merek-merek negara lainnya, atau mereka akan tertinggal,” terang Bebin, Rabu (12/7).

Khusus di Indonesia, mobil hybrid memang menjadi salah satu pilihan favorit konsumen lantaran infrastruktur kendaraan listrik belum tersebar merata dan berkembang pesat. Selain faktor infrastruktur dan harga produk yang belum terjangkau, konsumen pun pada dasarnya perlu penyesuaian gaya mengemudi untuk kendaraan listrik.

Lantas, konsumen dapat menggunakan mobil hybrid untuk membiasakan diri dengan kendaraan ramah lingkungan, sebelum benar-benar beralih ke kendaraan listrik. “Semua itu perlu waktu. Hanya waktu yang dapat menjawab antara mobil hybrid atau BEV yang akan menjadi favorit di Indonesia,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari