KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cukup apik hingga Agustus 2024. Realisasinya mencapai Rp 373,8 triliun atau tumbuh 16,4% secara tahunan atau
year-on-year (yoy). Dana murah atau CASA menyumbang hampir 50%. Dengan capaian itu, BTN optimistis DPK sampai akhir tahun akan terus meningkat melampaui pertumbuh DPK industri perbankan. Hal ini ditopang oelh upaya perseroan dalam memacu dana murah, melalui produk dan layanan yang menarik Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, penghimpunan DPK menjadi cermin tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, terlebih di era digital yang menuntut setiap bank untuk cepat tanggap mengikuti perubahan jaman.
Oleh Sebab karena itu, BTN telah memulai transformasi aplikasi BTN Mobile dengan penguatan sistem dan penambahan fitur, yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan nasabah dalam bertransaksi perbankan secara digital. BTN Mobile tercatat memiliki pengguna sekitar 3 juta nasabah.
Baca Juga: Lewat Roadmap ESG 2023-2028, BTN Perkuat Implementasi Prinsip Keberlanjutan. “Fokus transformasi kami di sisi digital bertujuan untuk meningkatkan pendanaan murah. Dengan menjadi bank transaksional, BTN akan mampu menciptakan sumber dana murah yang dapat diandalkan secara jangka panjang. Dengan begitu, kami bisa menumbuhkan margin dan memberikan nilai tambah bagi stakeholder dan nasabah,” kata Nixon dalam keterangannya, Rabu (13/11). Selain melalui transaksi dan simpanan nasabah reguler, BTN membidik dana murah dari segmen nasabah menengah ke atas hingga high-net worth individuals atau para individu dengan kekayaan di atas rata-rata. Untuk para nasabah kaya, BTN menghimpun pendanaan di atas Rp 500 juta melalui BTN Prioritas. Sedangkan untuk nasabah menengah ke atas atau emerging affluent, perseroan telah meluncurkan layanan BTN Prospera dengan dana kelolaan sekitar Rp100 juta - Rp 500 juta. Menurut kajian internal BTN, segmen nasabah yang dibidik BTN Prospera memiliki keinginan menabung dan berinvestasi lebih tinggi ketika mereka mendapatkan produk dan layanan yang mampu menjawab kebutuhan mereka untuk meningkatkan kekayaan. Hal yang tidak kalah menarik, populasi segmen tersebut jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat di Indonesia seiring dengan pertumbuhan ekonomi. “BTN Prospera bisa menjadi game changer dalam hal pengelolaan biaya dana BTN, karena rata-rata biaya dana simpanan nasabah BTN Prospera relatif lebih murah dibandingkan deposito reguler yang berasal dari institusi besar,” ujar Nixon.
Baca Juga: Ini Suku Bunga KPR Promo dari Bank BTN Terendah 8,88% BTN juga terus mengembangkan layanannya untuk nasabah institusi dalam rangka menyasar lebih banyak dana murah, salah satunya melalui layanan BTN Cash Management. Hingga Agustus 2024, pengguna aktif BTN Cash Management telah mencapai 17.000 institusi, utamanya didominasi oleh perusahaan terkait sektor properti, pendidikan, dan kesehatan. “Pada tahun ini, kami fokus membidik jumlah pengguna aktif BTN Cash Management serta nilai transaksinya dengan meningkatkan kualitas layanan dan stabilisasi sistem. Sedangkan untuk jumlah penggunanya, kami optimistis dapat mencapai 18.000 pada akhir tahun,” kata Nixon. Jebolan inisiatif digital lain di BTN yang telah diluncurkan tahun ini yakni Internet Banking Business, yang menyasar pelaku bisnis perorangan dan perusahaan terutama segmen kecil dan menengah. Di antara fitur unggulannya yakni transfer dana antar rekening bisnis, monitoring transaksi bisnis secara real time, dan pengelolaan daftar penerima dan pengirim dana secara fleksibel.
“Dengan adanya layanan digital komprehensif untuk mendukung usaha kecil dan menengah, BTN meyakini akan ada pertumbuhan sumber dana murah baru yang akan mendukung visi kami menjadi bank transaksional,” pungkas Nixon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk