KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan alokasikan dana jumbo untuk memacu inovasi digital. Tak main - main, dana yang digelontorkan bank - bank besar di tanah air mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Bank Mandiri misalnya, tahun ini mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp 2 triliun untuk pengembangan teknologi informasi (TI). Diantaranya, untuk pengembangan Super Apps Livin' by Mandiri dengan menambah fitur investment, travel & shop, dan lainnya pada semester I 2022. Tak hanya itu, Direktur Information Technology Bank Mandiri Timothy Utama mengatakan, Bank Mandiri juga mengembangkan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri dan Smart Branch yang telah diluncurkan tahun lalu.
"Bank Mandiri akan terus melanjutkan transformasi digital yang sudah dilakukan demi menyajikan pelayanan terbaik bagi nasabah," kata Timothy, Jumat (17/6).
Baca Juga: Transformasi Digital, BRI Pangkas Proses Pengajuan Kredit dari 2 Minggu Jadi 1 Hari Untuk semester II 2022, perusahaan akan memaksimalkan penggunaan dana untuk memperkuat TI serta saluran digital. Dengan mengembangkan fitur menarik di Livin', Kopra maupun menyempurnaan layanan digital di kantor cabang. Misalnya saja, pengembangan layanan reservasi smart branch yang terintegrasi dengan Livin’, transfer menggunakan QR di Livin, dan financial forecasting di Kopra. Kemudian fokus pada penguatan infrastruktur IT Reliability, Availability, Scalability Security (RASS), analisis data, fungsi shared services, dan manajemen risiko. Sementara Bank BTN mengalokasikan capex IT sekitar Rp 800 miliar tahun ini. Direktur Operation, IT and Digital Banking BTN Andi Nirwoto mengungkapkan, bahwa dana tersebut akan digunakan untuk peningkatan kapasitas saluran digital. "Kapasitas digital channel baik untuk nasabah konsumer maupun nasabah korporasi, pada aplikasi maupun keamanan," ungkapnya. Selain itu, perusahaan juga akan meningkatkan kapasitas analisis data, penguatan infrastruktur untuk meningkat transaksi digital. Ditunjang dengan pengembangan keamanan transaksi yang menjadi insiatif dominan perseroan. Sedangkan Bank BCA mengalokasikan anggaran TI Rp 5 triliun tahun ini, termasuk untuk mengembangkan ekosistem digital. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication Bank BCA, Hera F. Haryn bilang, sekitar Rp 500 miliar dialokasikan untuk keamanan siber.
Baca Juga: Tertinggal dari Bank BUMN dan Bank Swasta, Kredit Bank Daerah Kalah Ekspansif "Tentu ini menjadi kajian serius, sehingga kami membuat alokasi (anggaran) yang sangat masuk akal," kata Hera. Pada kesempatan yang sama, Direktur BCA, Haryanto T. Budiman menyampaikan, bahwa perusahaan terus meningkatkan sistem keamanan nasabah dalam bertransaksi. Mengingat, transaksi yang diproses BCA di kisaran 55 juta-65 juta transaksi. Besarnya nilai transaksi BCA menjadi perhatian perusahaan untuk mengantisipasi kejahatan siber. Terlebih, kata Haryanto, mayoritas kejahatan siber bukan menyasar sistem tapi lebih kepada social engineering (rekayasa sosial). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi