Pacu Kinerja, Kapuas Prima Coal (ZINC) Jajaki Peluang Pasar Eropa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk bakal memacu produksi di paruh kedua tahun 2022. Emiten timbal dan seng berkode saham ZINC itu mengejar rencana produksi galena sebanyak 360.000 ton–400.000 ton dengan target Konsentrat timbal (Pb) 10.500 MT dan Konsentrat Zinc (Zn) sebesar 23.200 MT.

Direktur Kapuas Prima Coal, Evelyne Kioe mengatakan, ZINC berniat memanfaatkan beberapa peluang yang muncul dari banyaknya smelter-smelter di Eropa yang tutup gara-gara krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina. 

“Kita harus siap dengan kemungkinan limpahan permintaan dari pelanggan smelter-smelter di Eropa yang terpaksa tutup tersebut. Dengan tutupnya sejumlah smelter di Eropa tersebut, ada peluang harga juga akan meningkat,” tutur Evelyne kepada Kontan.co.id  (22/8).


Baca Juga: Ini Strategi Kapuas Prima (ZINC) Demi Kerek Kinerja di Semester II-2022

Konsentrat Zinc dan konsentrat Pb merupakan salah dua kontributor terbesar dalam total penjualan ZINC. Penjualan keduanya setara 61,68% dari total penjualan ZINC tahun lalu.

Di tahun 2021, realisasi produksi konsentrat Zinc perusahaan mencapai 28.978,80 ton, lebih rendah dibanding realisasi 2020 yang mencapai  39.974,04 ton. Sementara itu, realisasi produksi konsentrat timbal perusahaan di tahun 2021 berjumlah 12.021,79 ton, lebih rendah dibanding realisasi produksi tahun 2020 yang mencapai 12.658,68 ton. 

Meski begitu, nilai penjualan keduanya kompak meningkat. Laporan tahunan ZINC tahun 2021 menyebutkan, nilai penjualan konsentrat Zinc perusahaan di tahun 2021 mencapai Rp 386,83 miliar atau naik 26,85% dibanding realisasi tahun 2020 yang sebesar Rp 304,93 miliar. Sementara itu, nilai penjualan konsentrat timbal perusahaan mencapai Rp 130,56 miliar, naik 2,80% dibanding realisasi tahun 2020 yang berjumlah Rp 126,99 miliar.

Walhasil, setali tiga uang dengan kenaikan penjualan keduanya, penjualan konsolidasi ZINC menanjak 37,93% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula Rp 608,09 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 838,76 miliar di tahun 2021, sementara laba bersih ZINC meroket 158,96% yoy dari semula Rp 30,95 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 80,15 miliar di tahun 2021.

ZINC berkeinginan melanjutkan pertumbuhan kinerja top line tersebut. Kontan.co.id mencatat, manajemen ZINC pernah mengungkap ingin mengejar penjualan Rp 1,2 triliun di tahun 2022. Jumlah tersebut, naik 43,06% dibanding realisasi penjualan Rp 838,76 miliar di tahun 2021. 

Sepanjang Januari-Juni 2022 lalu, ZINC telah membukukan penjualan sebesar Rp 411,34 miliar, turun 17,72% dibanding realisasi penjualan Januari-Juni 2021 sebesar Rp 411,34 miliar.

 
ZINC Chart by TradingView

Seturut penjualan yang menyusut, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ZINC ikut turun sebesar 63,55% dibanding raihan laba bersih ZINC di Januari-Juni 2021 yang mencapai Rp 90,07 miliar.

Menurut Evelyne, penurunan kinerja penjualan tersebut terjadi lantaran ZINC memproduksi ore kadar rendah untuk dicampur dengan kadar tinggi di paruh pertama 2022. Walhasil, volume konsentrat yang diproduksi menjadi lebih kecil. 

Sementara itu, penurunan pada sisi bottom line terjadi lantaran adanya penurunan harga komoditas Pb, Zn dan ferrum (Fe) alias besi setelah kuartal I 2022. Evelyne tidak merinci berapa penurunan harga yang dimaksud. 

“Pada saat yang bersamaan, harga bahan baku seperti minyak, transporter, spare part meningkat cukup signifikan imbas dari gangguan rantai suplai,” sambung Evelyne.

Evelyne berujar, ZINC masih perlu  melihat lebih seksama sebelum membuat keputusan untuk merevisi terhadap target penjualan. Adanya peluang pasar yang muncul gara-gara  banyaknya smelter-smelter di Eropa yang tutup gara-gara krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina menjadi bahan pertimbangan atas sikap tersebut.

ZINC telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengusahakan posisi laba bersih yang lebih baik di paruh kedua 2022.  Pertama, ZINC akan meningkatkan upaya pemasaran dengan memanfaatkan ruang pemasaran sehubungan ditutupnya sejumlah smelter di Eropa. 

Baca Juga: Kapuas Prima (ZINC) Menggenjot Produksi Galena Berkadar Tinggi

Kedua, ZINC juga bakal meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi dengan seoptimal mungkin menekan biaya operasi dan berfokus pada produksi dengan ore kadar tinggi.

Sambil mengawal kinerja, aktivitas belanja modal ZINC terus berjalan. Sepanjang semester I 2022 lalu, ZINC telah merealisasikan belanja capital expenditure (capex) sebesar US$ 9,2 juta dari total anggaran US$ 12,5 juta untuk membangun infrastruktur dan eksplorasi, serta pembelian beberapa alat berat guna mendukung performa. 

Secara terperinci, pembelanjaan capex tersebut terdiri atas belanja capex sebesar sebesar US$ 9,1 Juta untuk eksplorasi dan infrastruktur dan US$ 0,1 juta untuk penambahan alat berat.

“Adapun sisa capex yang belum digunakan akan dilanjutkan digunakan untuk biaya eksplorasi untuk menambah cadangan galena yang akan diproduksi,” tandas Evelyne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .