KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hatten Bali Tbk (WINE) berupaya memacu kinerja pada paruh kedua tahun ini. Salah satu strategi bisnis yang disiapkan adalah peluncuran produk baru.
Direktur Keuangan WINE Ketut Sumarwan mengatakan pihaknya terus mendorong inovasi produk baru untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
Pada penghujung tahun ini WINE berencana meluncurkan varian
sparkling wine premium yang dirancang khusus untuk pasar
fine dining. Selain itu, perseroan juga tengah mempersiapkan varian
organic wine untuk menyasar konsumen dengan preferensi gaya hidup sehat.
Wine organic ini akan menggunakan bahan baku dari kebun di Australia yang memiliki sertifikasi
organic.
“Inovasi ini diharapkan dapat memperkuat positioning kami di segmen premium dan mendiversifikasi portofolio untuk jangka panjang,” ungkap Ketut, kepada
Kontan.co.id, Rabu (30/7).
Di samping itu, untuk memaksimalkan bisnis pada sisa tahun ini, WINE
terus memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri pariwisata, ritel,
hospitality, dan komunitas melalui berbagai inisiatif strategis.
Baca Juga: Pendapatan Turun, Indosat (ISAT) Hanya Raup Laba Rp 2,51 Triliun pada Semester I-2025 Salah satunya adalah dengan mengadakan lebih banyak
event wine tasting di lokasi-lokasi yang potensial, sekaligus mengoptimalkan kanal digital untuk menjangkau wisatawan dan konsumen lokal secara lebih luas.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan
brand awareness dan memperbesar peluang
repeat order. “Kami juga menyesuaikan perubahan pola tinggal wisatawan yang kini lebih sering memilih villa. Menanggapi pola ini, kami mulai menjalin kerja sama dengan pengelola villa dan
event organizer, agar produk kami bisa hadir dalam momen-momen eksklusif mereka dan membangun koneksi yang lebih kuat,” terang Ketut.
Sebagai strategi pertumbuhan ke depan, WINE punya misi untuk memperluas penetrasi pasar di luar Bali. Saat ini cakupan distribusi perseroan sudah menjangkau 21 kota besar di 18 provinsi.
Menurut Ketut, tantangan utama di luar Bali adalah membangun pemahaman dan preferensi konsumen terhadap wine lokal, karena masih ada persepsi yang cenderung memilih produk impor. Oleh karena itu, edukasi konsumen menjadi prioritas kami, antara lain melalui
wine tasting, pairing dinner, event-event serta kerja sama dengan restoran dan komunitas lokal,” jelasnya.
Pada tahun ini WINE menyiapkan alokasi belanja modal atau
capital expenditure (Capex) sebesar Rp 26 miliar. Penggunaan capex ini difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dan efisiensi operasional.
“Investasi kami mencakup pembelian mesin dan peralatan produksi, perluasan kebun anggur untuk memperkuat ketahanan bahan baku lokal, serta peremajaan armada distribusi yang sudah ada guna mendukung kelancaran
supply,” tandas Ketut.
Baca Juga: Daya Beli dan Likuiditas Jadi Hambatan Ekonomi RI Sulit Tumbuh di Atas 5% Tahun Ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News