JAKARTA. Penyaluran pembiayaan oleh multifinance jelang akhir tahun 2015 turun. Tercatat, pada November tahun lalu, pembiayaan multifinance lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya. Trend perlambatan penyaluran pembiayaan pada tahun lalu telah terjadi sejak Oktober. Ikhtisar data keuangan perusahaan pembiayaan mencatat, pada November penyaluran pembiayaan multifinance turun lagi dibandingkan Oktober. Pada November, total piutang pembiayaan sebesar Rp 363,65 triliun lebih rendah dibandingkan Oktober sebesar Rp 364,06 triliun. Tiga lini usaha pembiayaan yakni, sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen tercatat mengalami penurunan pembiayaan. Sedangkan pembiayaan kartu kredit naik tipis menjadi Rp 86 miliar dari Rp 79 miliar. Rinciannya, penyaluran pembiayaan sewa guna usaha turun di November menjadi Rp 108,9 triliun dari Rp 109,5 triliun pada Okteober. Kemudian sektor anjak piutang sebesar 10,5 triliun dari Rp 10,2 triliun di Oktober. Terakhir, pembiayaan konsumen juga pada November turun tipis menjadi Rp 244,15 triliun dari Rp 244,27 triliun pada Oktober. Perlambatan pembiayaan jelang akhir tahun ini lumrah terjadi. Efrinal Sinaga, Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, biasanya tiga bulan sebelum tutup tahun penyaluran pembiayaan multifinance memang mengalami penurunan. Selain mengerem kredit dan memilih menjaga kualitas pembiayaan. Pada bulan tersebut banyak diisi oleh tanggal merah atau hari libur kerja. Sehingga kegiatan usaha multifinance dalam menyalurkan pembiayaan juga mengalami penurunan. "Akhir tahun biasanya masyarakat lebih suka cuti dan berpergian atau kesibukan lain. Urusan beli kendaraan mereka tunda, karena mereka merasa rugi untuk beli kendaraan akhir tahun. Lebih baik pada awal tahun karena tahun kendaraan baru akan berpengaruh pada harga jual mobil bekas jika nantinya dijual," terang Efrinal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pada 2015, pembiayaan multifinance menurun
JAKARTA. Penyaluran pembiayaan oleh multifinance jelang akhir tahun 2015 turun. Tercatat, pada November tahun lalu, pembiayaan multifinance lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya. Trend perlambatan penyaluran pembiayaan pada tahun lalu telah terjadi sejak Oktober. Ikhtisar data keuangan perusahaan pembiayaan mencatat, pada November penyaluran pembiayaan multifinance turun lagi dibandingkan Oktober. Pada November, total piutang pembiayaan sebesar Rp 363,65 triliun lebih rendah dibandingkan Oktober sebesar Rp 364,06 triliun. Tiga lini usaha pembiayaan yakni, sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen tercatat mengalami penurunan pembiayaan. Sedangkan pembiayaan kartu kredit naik tipis menjadi Rp 86 miliar dari Rp 79 miliar. Rinciannya, penyaluran pembiayaan sewa guna usaha turun di November menjadi Rp 108,9 triliun dari Rp 109,5 triliun pada Okteober. Kemudian sektor anjak piutang sebesar 10,5 triliun dari Rp 10,2 triliun di Oktober. Terakhir, pembiayaan konsumen juga pada November turun tipis menjadi Rp 244,15 triliun dari Rp 244,27 triliun pada Oktober. Perlambatan pembiayaan jelang akhir tahun ini lumrah terjadi. Efrinal Sinaga, Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan, biasanya tiga bulan sebelum tutup tahun penyaluran pembiayaan multifinance memang mengalami penurunan. Selain mengerem kredit dan memilih menjaga kualitas pembiayaan. Pada bulan tersebut banyak diisi oleh tanggal merah atau hari libur kerja. Sehingga kegiatan usaha multifinance dalam menyalurkan pembiayaan juga mengalami penurunan. "Akhir tahun biasanya masyarakat lebih suka cuti dan berpergian atau kesibukan lain. Urusan beli kendaraan mereka tunda, karena mereka merasa rugi untuk beli kendaraan akhir tahun. Lebih baik pada awal tahun karena tahun kendaraan baru akan berpengaruh pada harga jual mobil bekas jika nantinya dijual," terang Efrinal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News