Pada era new normal, pembeli properti prioritaskan hunian dengan protokol kesehatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MarkPlus Industry Roundtable sektor properti mengadakan sebuah survei cepat mengenai daya beli masyarakat terhadap hunian di tengah pandemi Covid-19.

Survei yang diikuti oleh 100 responden di seluruh Indonesia dalam satu pekan terakhir dengan 89% berasal dari Jabodetabek yang sudah memiliki hunian sendiri ini menunjukan bahwa daya beli masyarakat terhadap hunian menurun.

Senior Associate MarkPlus, Inc. Irfan Setiawan memaparkan, di masa pandemi ini mayoritas masyarakat menahan diri untuk membeli hunian baru dan masih berfokus pada menjaga stabilitas keuangan.


Baca Juga: Kepercayaan konsumen pada brand pengembang jadi pendorong penjualan saat wabah corona

Penundaan pembelian ini diprediksi akan terjadi hingga 2021 meskipun ada sebagian masyarakat yang justru memanfaatkan momentum ini untuk berinvestasi dengan membeli properti baru.

“Dari 10% responden menyatakan telah membeli hunian pada masa pandemi. Mereka memutuskan membeli untuk investasi jangka panjang pasca pandemi covid yang mayoritas melakukan transaksi online,” papar Irfan dalam konferensi virtual, Jumat (29/5).

Menurutnya, di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dominasi interaksi melalui platform digital menjadi pilihan masyarakat dibandingkan interaksi secara offline meskipun mayoritas masih bersifat komunikasi satu arah.

Namun, 35% partisipan merasakan bahwa teknologi digital memberikan pengalaman baru bagi mereka dalam mencari informasi terkait hunian.

Masyarakat juga berharap faktor terkait kesehatan menjadi pertimbangan untuk ditambahkan sebagai benefit yang akan diterima ketika membeli hunian. Bahkan beberapa mempertimbangkan properti di masa depan yang sebelumnya tidak berada dalam zona merah Covid-19.

Baca Juga: Summarecon (SMRA): Selama masa pandemi covid-19 pembelian masih ada meski menipis

Health protocol, fasilitas sanitasi lingkungan perumahan, dan juga lokasi yang dekat dengan fasilitas kesehatan itu juga sering muncul dari jawaban responden,” jelas Irfan.

Irfan juga menyampaikan, ke depannya interaksi online akan menjadi sangat diminati oleh masyarakat seperti menetapkan janji temu, virtual house tour dan konsultasi, karena selama kondisi new normal ini masyarakat sudah mulai terbiasa melakukan komunikasi secara online.

"Selain itu, pengusaha properti perlu untuk mengedukasi dan memfasilitasi interaksi digital terutama fasilitas konsultasi dan teknologi virtual reality," kata Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto