KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China berjanji untuk membeli barang-barang manufaktur tambahan dari Amerika Serikat dengan nilai hampir US$ 80 miliar selama dua tahun ke depan sebagai bagian dari kesepakatan dagang, menurut sebuah sumber Reuters. Sumber Reuters juga mengatakan, di bawah kesepakatan perdagangan yang akan diteken Rabu (15/1) di Washington, China juga akan membeli lebih dari US$ 50 miliar pasokan energi, dan meningkatkan pembelian jasa AS sekitar US$ 35 miliar selama periode dua tahun. Mengutip Reuters Selasa (14/1), perjanjian fase 1 mengamanatkan pembelian barang pertanian AS oleh China meningkat sekitar US$ 32 miliar selama dua tahun, atau sekitar US$ 16 miliar per tahun, menurut sumber itu.
Baca Juga: Kesepakatan dagang, China beli produk manufaktur AS hampir US$ 80 miliar Ketika dikombinasikan dengan basis ekspor pertanian AS yang sebesar US$ 24 miliar pada tahun 2017, totalnya mendekati target tahunan US$ 40 miliar yang digembar-gemborkan oleh Presiden AS Donald Trump. Jumlah tersebut diperkirakan akan diumumkan pada upacara penandatanganan di Gedung Putih pada Rabu (15/1) antara Trum dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan mewakili peningkatkan yang cukup signifikan atas impor barang manufaktur AS yang baru-baru ini diimpor oleh China. Dua sumber lain yang akrab dengan kesepakatan dagang fase 1 membenarkan rincian secara kasar, tanpa menyebutkan jumlah tertentu. Seorang juru bicara kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthzer tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Tapi, pada Senin lalu Lighthizer mengatakan kesepakatan itu sebagai langkah besar ke depan untuk hubungan perdagangan AS-China dan kesepakatan yang sangat bagus untuk Amerika Serikat. Ia mengatakan akan memantau kepatuhan China secara ketat. Lighthizer dan rekan-rekannya dari Jepang dan Uni Eropa pada Selasa membidik China, mengusulkan aturan perdagangan global baru untuk mengekang subsidi yang mendistorsi ekonomi dunia. Subsidi China untuk perusahaan-perusahaan milik negara diperkirakan akan ditangani di bawah kesepakatan dagang fase dua AS-China, tetapi masih belum jelas kapan negosiasi itu akan dimulai.