Padahal Punya Potensi Besar, Industri Pariwisata Indonesia Masih Tertinggal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekayaan Indonesia banyak menyimpan potensi wisata yang luar biasa besarnya, baik berbais alam maupun budaya. Hanya saja, kemajuan industri pariwisata Indonesia masih kalah dari negara-negara lain yang tidak sebesar atau seluas Indonesia.

Bicara kekayaan dan keindahan laut saja, Indonesia memiliki keindahan terumbu karang paling luas sedunia. Dari jumlah suku, Indonesia hanya kalah dari China dan India dengan keberagaman masyarakat adat atau suku pribumi.

Baca Juga: Ini Poin-Poin Penting yang di Bahas dalam RUU Pariwisata


Indonesia meraih posisi ketiga dengan jumlah orang asli sekitar 60 juta orang per 2022. Dikutip dari situs web Kemdikbud RI, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Ada 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa di Indonesia. 

Meski demikian, Indonesia kudu terus mengembangkan potensi tersebut, agar pariwisata kita menjadi daya tarik untuk dunia. Indonesia bisa belajar dari negara lain yang unggul industri wisatanya.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani membandingkan, industri pariwisata Indonesia dengan negara lain. Menurut Hariyadi, pariwisata Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara yang selevel di Asia Tenggara.

Baca Juga: PHRI Minta RUU Pariwisata Tidak Tergesa-gesa Disahkan

Menurut dia, kondisi ini disebabkan oleh pihak terkait yang kurang memberikan dukungan. Banyak yang menganggap sektor tersebut kurang penting, padahal industri pariwisata bisa membuka banyak lapangan kerja.

"Kenapa kita itu kalah sama negara-negara tier kita, ASEAN dan sebagainya? Jawabannya sih simple sebenarnya, karena memang elite politik kita baik DPR maupun yang mendapatkan jabatan di pemerintahan secara politik tidak memberikan perhatian ke pariwisata. Poinnya gitu. Jadi dianggapnya pariwisata itu aksesoris aja, enggak penting," katanya dalam konferensi pers di Yayasan Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024).

Hariyadi mencontohkan kunjungan wisatawan ke Thailand yang pernah menyentuh 40 juta orang, padahal penduduknya hanya 68-72 orang. Sementara Indonesia dengan penduduk 275 juta jiwa hanya menerima kunjungan wisatawan mancanegara 11,6 juta orang tahun lalu.

Baca Juga: Sahkan Usualan RUU Kepariwisataan, GIPI Ajukan Pedoman Bangun Pariwisata Lokal ke DPR

Hariyadi bilang, potensi Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia, bukan hanya di Asia Tenggara. Namun, inkonsistensi pemerintah menyebabkan pariwisata dalam negeri tidak berkembang optimal.

"Negara lain menjadikan pariwisata itu justru ujung tombaknya. Thailand itu pariwisata nomor satu. Penduduknya hanya 72 juta orang, tahun 2019 mungkin sekitar 68-69 juta orang. Turisnya berapa yang datang? 40 juta orang, separuhnya lebih. Berapa devisa yang dihasilkan," bebernya.

Problem lainnya, Hariyadi menambahkan, anggaran untuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang terus menyusut. Padahal kementerian itu bertugas melakukan promosi dan mengembangkan sektor pariwisata yang butuh dana cukup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto