KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biasanya, niat sederhana justru bisa berubah menjadi peluang usaha. Hal itu yang dialami Tries Yuliany Fransiska, pemilik label aksesori Tries Hands Usaha itu berawal dari keinginannya membuat tas sebagai hadiah ulang tahun untuk sang ibu. Tries, sapaan akrabnya. Ia belajar otodidak membuat tas dari media sosial. Ia juga bergabung dengan komunitas
crafter (perajin). "Setelah tas
tote bag untuk hadiah ulang tahun ibu saya di-
posting di media sosial, banyak teman yang ingin memesan," kisahnya kepada KONTAN belum lama ini.
Dari situlah, sejak 2021, Tries serius mengelola Tries Hands. Kini ia memproduksi produk aksesori seperti tas, pouch, topi, dan lainnya.
Baca Juga: Merancang Bisnis dari Desain Fesyen Wanita Pekerja Begitu merasakan dampaknya terhadap ekonomi keluarga, Tries mulai masif memasarkan produk tersebut di media sosial. Dewi Fortuna rupanya berpihak kepada Tries. Banyak konsumen tertarik dengan produknya karena punya keunikan, yakni memadukan kain tenun Badui dalam produk tas,
pouch, dan topi dengan bahan kulit sintetis premium.
Baca Juga: Menjaring Fulus dari Hamparan Limbah Sisik Ikan Tak hanya itu, produk-produknya juga merupakan produk yang dipakai dalam sehari-hari. Jadi tak hanya menjunjung nilai budaya lokal, produk Tries Hands juga kekinian dan fungsional. Tak heran jika laju usahanya berjalan positif. Mulai dari 2021 hingga 2025, omzetnya naik lebih dari 300%. Meski demikian, pemilik usaha yang berbasis di Tangerang Selatan itu tetap gigih ikut sejumlah pelatihan dan lomba wirausaha.
Baca Juga: Cuan dari Suvenir Motif Tradisional Alasannya, pelatihan dan lomba akan membuka peluang eksposur lebih luas. Ia bisa membuka jaringan baru wawasan baru. Hasilnya juga luar biasa. Tries sempat menyabet Juara I dalam program pemberdayaan UMKM SisBerdaya 2024 yang digelar Dana Indonesia dan Ant International. Melalui pelatihan tersebut, Tries juga melirik peluang pasar untuk masuk ke komunitas UMKM. Sebagai pemenang, ia mendapat hibah dari penyelenggara untuk mengembangkan bisnisnya. Hibah itu digunakan untuk investasi di alat-alat dan bahan baku yang dibutuhkan. Alhasil, kini kapasitas produksi rata-rata naik dari 100 produk per bulan menjadi jadi 150 produk per bulan. Untuk saat ini, Tries Hands memasarkan produk-produknya dengan target pasar dalam negeri. Ia ingin, Tries Hands dikenal dulu di kalangan masyarakat lokal. Meski demikian, label produknya sudah menembus pasar luar negeri, seperti ke Belgia dan Australia meskipun masih dalam bentuk
hand carry. Melihat hasil yang sudah diperolehnya, Tries optimistis meningkatkan omzet dan memperluas pasarnya. Saat ini ia banyak berpartisipasi di bazar-bazar luring serta penjajakan ke pasar korporat.
Selanjutnya Tries akan mulai diversifikasi produk ke
phone strap dan
bag charm sebagai upaya mengikuti tren pasar. Maka itu, Tries membidik penjualan tahun ini naik 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News