Padukan Budaya Lokal dan Perusahaan, Nojorono Kudus Dukung Anak Muda Berkarya



KONTAN.CO.ID - Nojorono Kudus terus berupaya melestarikan Caping Kalo sebagai identitas budaya khas Kudus. Pelestarian tersebut dibuktikan dengan menghelat Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo pada tanggal 26 - 27 April 2024 di Pendopo Kabupaten Kudus. Hadir juga dalam perhelatan tersebut maestro bertalenta tanah air seperti Didik Nini Thowok, JB. Iwan Sulistyo, Ari Sutedja, serta penampilan Christophoros Stamboglis sebagai salah satu maestro asal Yunani.

Sebagai salah satu penampil, Ary Sutedja mengungkapkan terima kasih kepada Nojorono Kudus karena ikut andil dalam keberlangsungan dan melestarikan budaya melalui perhelatan Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo. Ia berharap, melalui acara tersebut generasi muda konsisten belajar tentang budaya, sehingga ikut berkontribusi bagi negara dengan pelestarian budaya.

“Terima kasih Nojorono atas upaya dan ikhtiarnya untuk melangsungkan kegiatan yang bisa memperkenalkan kembali budaya Kota Kudus pada masyarakatnya,” kata Ary.


Dalam perhelatan kontemplasi mahakarya “Caping Kalo”, diselenggarakan juga pameran lukisan dan gelaran workshop bersama pelukis JB. Iwan Sulistyo yang mengundang 25 peserta melukis. Dua peserta terpilih diberi kesempatan melukiskan karyanya di atas caping kalo sebagai media lukisnya. Selanjutnya, rangkaian kegiatan dalam perhelatan tersebut menampilkan pertunjukan dari pianis Ary Sutedja bersama penyanyi seriosa Christophoros Stamboglis.

Sebagai pencetus koreografi Tari Cahya Nojorono, pertunjukkan Tari Dwimuka Jepindo, disuguhkan langsung oleh sang maestro yakni Didik Nini Thowok. Sebagai puncak acara dari rangkaian perhelatan Kontemplasi Mahakarya “Caping Kalo”, Tari Cahya Nojorono secara perdana diperkenalkan langsung oleh seluruh masyarakat Kudus.

Direktur PT Nojorono Tobacco Indonesia Arief Goenadibrata menjelaskan, Tari Cahya Nojorono merupakan karya tari yang memadukan nilai budaya Kudus dan nilai budaya Nojorono Kudus yakni Cipta, Rasa, Karya, Cahaya dan prinsip bekerja Bersatu, Berdoa, Berkarya. Lewat perpaduan tersebut, Nojorono berharap mampu memberikan filosofi budaya dan nilai positif untuk generasi muda bangsa.

“Melalui koreografi tarian ini, kami berharap untuk memberikan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari budaya itu sendiri. Dengan begitu, generasi muda juga akan terpapar dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian ini.” tutup Arief Goenadibrata selaku Direktur PT Nojorono Tobacco Indonesia.

Sebagai informasi, Caping Kalo merupakan warisan budaya khas Kudus yang punya ciri khas. Untuk itu, dibutuhkan komitmen penuh dalam upaya pelestariannya. Tumbuh dan berkembang di kota kretek, Nojorono Kudus sebagai salah satu perusahaan pionir dalam industri sigaret turut mengambil peran dalam pelestarian warisan budaya Caping Kalo melalui sebuah karya tari yang dinamakan Tari Cahya Nojorono. Itikad pelestarian ini, turut didukung penuh oleh PemKab dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ridwal Prima Gozal
TAG: