KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Tren penurunan yield sepanjang tahun lalu berdampak positif bagi pasar obligasi pemerintah Indonesia. Kondisi tersebut menguntungkan bagi sejumlah produk reksadana pendapatan tetap, salah satunya Avrist Prime Bond Fund. Reksadana yang diluncurkan pada 21 Mei 2014 silam tersebut mampu mencetak imbal hasil sebesar 15,08% sepanjang tahun 2017 kemarin. Angka tersebut lebih tinggi dari kinerja rata-rata reksadana pendapatan yang tercermin lewat Infovesta Fixed Income Fund Index, yakni sebesar 10,72%. Head Investment Avrist Asset Management, Farash Farich mengatakan, strategi utama yang dijalani pihaknya adalah fokus pada investasi di obligasi pemerintah dan obligasi korporasi bidang infrastruktur, terutama yang diterbitkan oleh BUMN. Farash menyebut, tujuan penerapan strategi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan investasi minimum di obligasi bagi perusahaan asuransi dan dana pensiun. “Ini sesuai dengan aturan OJK,” katanya. Lebih lanjut, obligasi pemerintah dipilih sebagai aset portofolio karena tergolong likuid di pasar sekunder di samping memiliki valuasi harga dan imbal hasil yang menarik. Dari segi durasi, Avrist Asset Management memprioritaskan obligasi pemerintah bertenor kisaran 10 tahun. “Yang diutamakan seri benchmark,” tambah Farash. Dia beralasan, selain tingkat kupon yang relatif tinggi, manajer investasi juga bisa mendapat keuntungan berupa capital gain. Sementara itu, walau porsinya tidak banyak, obligasi korporasi infrastruktur juga dipilih sebagai aset portofolio reksadana Avrist Prime Bond Fund dengan pertimbangan utama potensi imbal hasil yang ditawarkan. Selain itu, prospek obligasi tersebut juga tergolong baik mengingat pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Adapun rating obligasi korporasi infrastruktur yang bisa dijadikan aset untuk reksadana ini minimal A dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Berdasarkan fund fact sheet bulan Desember 2017, alokasi obligasi pemerintah dalam reksadana Avrist Prime Bond Fund mencapai 85,5%, sedangkan obligasi BUMN Infrastruktur sebesar 13%. Adapun sisanya dialokasikan untuk efek pasar uang sebesar 1,5%. Sementara itu, 5 besar efek terbesar yang dikoleksi Avrist Prime Bond Fund antara lain obligasi pemerintah FR0056, FR0059, FR0061, FR0068, dan FR0071. Pada tahun ini, reksadana Avrist Prime Bond Fund diharapkan Farash bisa mencapai target minimal 9%.
Padukan obligasi pemerintah dan korporasi, Avrist Prime Bond Fund cetak return 15%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Tren penurunan yield sepanjang tahun lalu berdampak positif bagi pasar obligasi pemerintah Indonesia. Kondisi tersebut menguntungkan bagi sejumlah produk reksadana pendapatan tetap, salah satunya Avrist Prime Bond Fund. Reksadana yang diluncurkan pada 21 Mei 2014 silam tersebut mampu mencetak imbal hasil sebesar 15,08% sepanjang tahun 2017 kemarin. Angka tersebut lebih tinggi dari kinerja rata-rata reksadana pendapatan yang tercermin lewat Infovesta Fixed Income Fund Index, yakni sebesar 10,72%. Head Investment Avrist Asset Management, Farash Farich mengatakan, strategi utama yang dijalani pihaknya adalah fokus pada investasi di obligasi pemerintah dan obligasi korporasi bidang infrastruktur, terutama yang diterbitkan oleh BUMN. Farash menyebut, tujuan penerapan strategi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan investasi minimum di obligasi bagi perusahaan asuransi dan dana pensiun. “Ini sesuai dengan aturan OJK,” katanya. Lebih lanjut, obligasi pemerintah dipilih sebagai aset portofolio karena tergolong likuid di pasar sekunder di samping memiliki valuasi harga dan imbal hasil yang menarik. Dari segi durasi, Avrist Asset Management memprioritaskan obligasi pemerintah bertenor kisaran 10 tahun. “Yang diutamakan seri benchmark,” tambah Farash. Dia beralasan, selain tingkat kupon yang relatif tinggi, manajer investasi juga bisa mendapat keuntungan berupa capital gain. Sementara itu, walau porsinya tidak banyak, obligasi korporasi infrastruktur juga dipilih sebagai aset portofolio reksadana Avrist Prime Bond Fund dengan pertimbangan utama potensi imbal hasil yang ditawarkan. Selain itu, prospek obligasi tersebut juga tergolong baik mengingat pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Adapun rating obligasi korporasi infrastruktur yang bisa dijadikan aset untuk reksadana ini minimal A dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Berdasarkan fund fact sheet bulan Desember 2017, alokasi obligasi pemerintah dalam reksadana Avrist Prime Bond Fund mencapai 85,5%, sedangkan obligasi BUMN Infrastruktur sebesar 13%. Adapun sisanya dialokasikan untuk efek pasar uang sebesar 1,5%. Sementara itu, 5 besar efek terbesar yang dikoleksi Avrist Prime Bond Fund antara lain obligasi pemerintah FR0056, FR0059, FR0061, FR0068, dan FR0071. Pada tahun ini, reksadana Avrist Prime Bond Fund diharapkan Farash bisa mencapai target minimal 9%.