JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan dibuka tergelincir ke teritori negatif di akhir pekan ini. Indeks jatuh 0,64% ke level 3.959,497 pada pukul 09.35 di Jakarta.Aksi jual saham-saham di sembilan sektor kembali menggerus otot indeks. Penjualan terbesar menerpa sektor infrastruktur dan industri dasar, di mana masing-masing terpapas 1,33% dan 0,95%.Tercatat sudah 60 saham yang tumbang pagi ini, berbanding 37 saham yang menguat. Sedangkan 71 saham lainnya belum menunjukkan arah pergerakan.Saham berkapitalisasi besar yang masuk jerat top losers, antara lain Bank Danamon Tbk (BDMN) yang turun 2,7% ke level Rp 5.400. Kemudian, saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang terkoreksi 2,6% ke 3.750. Juga, saham Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dengan pelemahan 2,77% ke Rp 17.550.Adapun, deretan saham yang berhasil menempati posisi top gainers, yaitu Indofarma Tbk (INAF) yang maju 2,38% ke Rp 215. Diikuti, Berau Coal Energy Tbk (BRAU) yang reli 2,35% ke level 435 per saham.Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyebut, setidaknya sudah tiga hari terakhir, indeks bursa regional dan IHSG hanya bergerak mendatar karena menyikapi semua berita negatif. Kondisi ini memancing pemodal yang tidak sabar untuk melakukan bootom fishing (pembelian spekulatif dengan berharap market telah mencapai level terendah) seperti yang terjadi kemarin sore. Pasalnya, posisi harga saham sebenarnya memang sudah terkoreksi cukup banyak dalam dua pekan terakhir. Lanjut Satrio, Dow Jones yang hanya naik 0,27% semalam, belum memberikan sinyal positif. "Tetapi jika IHSG mampu menembus resistance pertama di 3.992 pada hari ini, maka akan menjadi sinyal positif untuk rebound terbatas pada pekan depan dke kisaran 4.050-4.125," prediksinya.Dia menyarankan, jika terjadi penembusan resistance, maka posisi selektif buy sebaiknya berfokus pada saham-saham komoditas yang sudah terkoreksi cukup dalam pada beberapa waktu terakhir. "Terutama AALI, ITMG, UNTR, PTBA, BUMI, INDY, INCO, juga ANTM," sebut Satrio.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pagi ini, IHSG terjerat di teritori negatif
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan dibuka tergelincir ke teritori negatif di akhir pekan ini. Indeks jatuh 0,64% ke level 3.959,497 pada pukul 09.35 di Jakarta.Aksi jual saham-saham di sembilan sektor kembali menggerus otot indeks. Penjualan terbesar menerpa sektor infrastruktur dan industri dasar, di mana masing-masing terpapas 1,33% dan 0,95%.Tercatat sudah 60 saham yang tumbang pagi ini, berbanding 37 saham yang menguat. Sedangkan 71 saham lainnya belum menunjukkan arah pergerakan.Saham berkapitalisasi besar yang masuk jerat top losers, antara lain Bank Danamon Tbk (BDMN) yang turun 2,7% ke level Rp 5.400. Kemudian, saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang terkoreksi 2,6% ke 3.750. Juga, saham Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dengan pelemahan 2,77% ke Rp 17.550.Adapun, deretan saham yang berhasil menempati posisi top gainers, yaitu Indofarma Tbk (INAF) yang maju 2,38% ke Rp 215. Diikuti, Berau Coal Energy Tbk (BRAU) yang reli 2,35% ke level 435 per saham.Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyebut, setidaknya sudah tiga hari terakhir, indeks bursa regional dan IHSG hanya bergerak mendatar karena menyikapi semua berita negatif. Kondisi ini memancing pemodal yang tidak sabar untuk melakukan bootom fishing (pembelian spekulatif dengan berharap market telah mencapai level terendah) seperti yang terjadi kemarin sore. Pasalnya, posisi harga saham sebenarnya memang sudah terkoreksi cukup banyak dalam dua pekan terakhir. Lanjut Satrio, Dow Jones yang hanya naik 0,27% semalam, belum memberikan sinyal positif. "Tetapi jika IHSG mampu menembus resistance pertama di 3.992 pada hari ini, maka akan menjadi sinyal positif untuk rebound terbatas pada pekan depan dke kisaran 4.050-4.125," prediksinya.Dia menyarankan, jika terjadi penembusan resistance, maka posisi selektif buy sebaiknya berfokus pada saham-saham komoditas yang sudah terkoreksi cukup dalam pada beberapa waktu terakhir. "Terutama AALI, ITMG, UNTR, PTBA, BUMI, INDY, INCO, juga ANTM," sebut Satrio.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News