JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah terpancing emosinya Kamis (5/9) pagi. Dia kesal saat membagikan kartu virtual account Bank DKI kepada penghuni Rusunawa Marunda hanya seperti kartu pintu hotel. Kali ini yang kena semprot pria yang akrab disapa Ahok itu adalah Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Yonathan Pasodung dan Dirut Bank DKI Eko Budiwiyono. "Pak, ini kenapa kartunya hanya seperti kartu hotel begini?" tanya Basuki membolak-balik kartu dengan nada suara meninggi kepada Eko dan Yonathan yang berada di sisi kirinya, Jakarta Utara, Kamis (4/9) pagi. Mereka berdua hanya terdiam dan mengangguk-angguk saat Basuki menanyakan perihal itu. "Saya ini minta tiap ruangan diberi satu kartu, tapi yang harus ada foto seperti kartu yang dimiliki PKL. Sehingga, pas saya iseng ketok kamar di rusun dan minta penghuni keluarkan kartunya, bisa ketahuan apakah sama identitas kartu termasuk foto dengan warganya. Kalau tidak sama, kita usir," ujar Basuki menahan kesal. Dengan wajah masam, Basuki menyerahkan kembali kartu virtual account kepada perwakilan penghuni rusun. Namun, kembali ia menekankan kepada Bank DKI untuk memperbaiki desain kartu. Basuki tidak ingin lagi ada warga kurang mampu yang masih "bermain" dan memperjualbelikan rusun yang telah diberikan Pemprov DKI.
Pagi-pagi Ahok sudah 'semprot' bos Bank DKI
JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah terpancing emosinya Kamis (5/9) pagi. Dia kesal saat membagikan kartu virtual account Bank DKI kepada penghuni Rusunawa Marunda hanya seperti kartu pintu hotel. Kali ini yang kena semprot pria yang akrab disapa Ahok itu adalah Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Yonathan Pasodung dan Dirut Bank DKI Eko Budiwiyono. "Pak, ini kenapa kartunya hanya seperti kartu hotel begini?" tanya Basuki membolak-balik kartu dengan nada suara meninggi kepada Eko dan Yonathan yang berada di sisi kirinya, Jakarta Utara, Kamis (4/9) pagi. Mereka berdua hanya terdiam dan mengangguk-angguk saat Basuki menanyakan perihal itu. "Saya ini minta tiap ruangan diberi satu kartu, tapi yang harus ada foto seperti kartu yang dimiliki PKL. Sehingga, pas saya iseng ketok kamar di rusun dan minta penghuni keluarkan kartunya, bisa ketahuan apakah sama identitas kartu termasuk foto dengan warganya. Kalau tidak sama, kita usir," ujar Basuki menahan kesal. Dengan wajah masam, Basuki menyerahkan kembali kartu virtual account kepada perwakilan penghuni rusun. Namun, kembali ia menekankan kepada Bank DKI untuk memperbaiki desain kartu. Basuki tidak ingin lagi ada warga kurang mampu yang masih "bermain" dan memperjualbelikan rusun yang telah diberikan Pemprov DKI.