KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pahami beberapa tanda tubuh kekurangan oksigen atau hipoksia. Gejala seperti sering menguap bisa menjadi salah satu Anda butuh oksigen. Kondisi kekurangan oksigen atau dikenal sebagai hipoksia, dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh dan menyebabkan gejala yang dapat diidentifikasi. Hipoksia mengacu pada sel atau jaringan yang tidak memiliki cukup oksigen untuk berfungsi secara efektif. Gejala ini muncul ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen untuk memenuhi kebutuhan sel dan jaringannya.
Penyebab hipoksia
Kurangnya aliran darah yang cukup ke jaringan dan sel dapat menyebabkan hipoksia. Beberapa masalah kesehatan yang dapat mengurangi aliran darah antara lain:- Cedera yang menyebabkan kehilangan darah atau merusak arteri.
- Kompresi, yang mungkin terjadi pada cedera traumatis.
- Kesehatan jantung, seperti gagal jantung atau serangan jantung.
- Penyakit yang menyerang organ hati.
Tanda dan gejala kekurangan oksigen
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala kekurangan oksigen dilansir dari Medical News Today. 1. Nafas Cepat dan Dangkal Pola pernapasan yang cepat dan dangkal merupakan respon alami tubuh dalam upaya mendapatkan lebih banyak pasokan oksigen. Ketika tubuh kekurangan oksigen, insting pernapasan meningkat untuk mencoba memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, termasuk kondisi medis atau kegiatan fisik yang intens. 2. Sesak Napas dan Kepala Pusing Kesulitan bernapas dan sensasi kepala pusing dapat muncul bahkan dengan aktivitas fisik ringan, disertai risiko kulit pucat atau sianosis. Selain itu, kurangnya oksigen bisa mengakibatkan kelemahan dan pusing yang intens. Kekurangan oksigen dapat berdampak pada kinerja sistem pernapasan dan sirkulasi, mengakibatkan gejala yang mencakup kesulitan bernapas, kulit kebiruan, serta perasaan lemah dan pusing. 3. Detak Jantung Cepat (Palpitasi) Detak jantung yang meningkat menjadi respons tubuh terhadap kekurangan oksigen, dimana tubuh mencoba meningkatkan aliran darah beroksigen ke seluruh tubuh. Sistem kardiovaskular merespons kekurangan oksigen dengan meningkatkan denyut jantung untuk memaksimalkan pengiriman oksigen ke tubuh. 4. Nyeri Dada dan Tekanan Saat kekurangan oksigen, tubuh bereaksi dengan saraf sehingga menimbulkan nyeri dada atau sensasi tekanan, terutama selama aktivitas fisik, akibat kurangnya pasokan oksigen yang memadai. Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan beban ekstra pada sistem kardiovaskular, yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau tekanan di daerah dada. 5. Kesulitan Berkonsentrasi Kekurangan oksigen dapat memengaruhi kinerja otak, menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, dan penurunan performa mental, bahkan gejala sederhana seperti sering menguap meski sudah cukup tidur. Otak yang kekurangan oksigen mungkin mengalami gangguan fungsi, mengakibatkan gejala seperti kesulitan berpikir dan fokus, serta penurunan kinerja mental secara umum. Anda bisa menyadari bahwa mungkin Anda akan lebih sering menguap meskipun sudah cukup tidur. 6. Nyeri Abdominal atau Mual Kekurangan oksigen dapat berdampak pada organ-organ dalam tubuh, seperti perut, yang dapat menyebabkan rasa sakit atau mual. Organ-organ dalam tubuh, terutama sistem pencernaan, dapat merasakan dampak kekurangan oksigen, menghasilkan gejala seperti nyeri abdominal atau rasa mual.Penanganan hipoksia
- Membantu mempertahankan fungsi saluran napas.
- Meningkatkan jumlah oksigen yang dihirup dengan bantuan ventilator.
- Meningkatkan jumlah oksigen yang mengalir dari darah ke paru-paru.
- Mengurangi penyumbatan di tenggorokan, misalnya dengan memiringkan kepala.
- Penggunaan alat ventilasi, seperti mesin bilevel atau mesin tekanan saluran napas positif kontinu.
- Menjalani fisioterapi dada.