Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diramal jadi tumpuan penerimaan pajak 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pengamat pajak Danny Darussalam Tax Center (DDTC) memperkirakan di tahun depan, jenis pajak yang bersifat konsumsi dan berbasis kekayaan umumnya relatif masih bisa diandalkan dan lebih cepat pulih jika dibandingkan dengan pajak penghasilan (PPh).

Oleh karena itu, Pengamat Pajak DDTC Darussalam mengatakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masih bisa dioptimalkan untuk menjamin penerimaan pajak. Hal ini disebabkan oleh optimisme aktivitas ekonomi yang sudah bakal  membaik di tahun depan.

Baca Juga: Begini cara pemerintah mengatasi tiga dampak wabah corona ke ekonomi

Di sisi lain, PPN dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) akan secara penuh diterapkan oleh pemerintah pada 2021. Darussalam mengatakan, mengingat implementasinya sudah jalan pada awal Agustus 2020, maka seharusnya tahun depan makin banyak pelaku PMSE dalam dan luar negeri yang menyetorkan PPN.

“Selain itu, kita juga bisa mulai memperluas basis pajak semisal dari objek baru. Inilah mengapa pascapandemi kita harus mulai melanjutkan agenda reformasi pajak,” kata Darussalam kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).

Baca Juga: Rekor, kontribusi pajak dan dividen Pertamina capai Rp 136,6 triliun di 2019

Kendati demikian, Darussalam mengibau tahun depan serenteng tantangan masih menghantui penerimaan pajak. Kata dia, perlu dipahami bahwa umumnya pemulihan penerimaan pajak berjalan lebih lambat daripada pemulihan ekonomi. Artinya, ada jeda waktu dan tidak bisa dilakukan secara cepat.

Editor: Noverius Laoli