KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Murid-murid Madrasah Senin (13/7) akan memulai tahun ajaran 2020/2021. Tetapi, mereka terancam tak bisa menikmati pelajaran
e-learning karena sekolah mereka atau lingkungan rumah mereka tak berlistrik hingga saat ini. Dari data yang diterima KONTAN.co.id, saat ini dari 83.413 Madrasah di 34 Provinsi dengan jumlah siswa 9,7 juta ada sekitar 11.998 Madrasah yang tidak berlistrik.
Baca Juga: Chef Arnold Poernomo pun marah, tagihan listrik melonjak hingga Rp 10 juta Sementara yang sudah mendapat listrik menggunakan diesel mencapai 622 madrasah, lalu sebanyak 70.798 madrasah sudah menikmati listrik. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama A Umar mengungkapkan, data madrasah yang belum berlistrik itu muncul setelah pihaknya menelusuri soal alasan madrasah yang belum bisa menggunakan pembelajaran
e-learning. "Ternyata salah satu faktornya listrik dan jaringan internet," ungkap dia ke KONTAN.co.id, Minggu (12/7). Dia mengatakan, dengan adanya data tersebut pihaknya akan berusaha agar setiap madrasah mendapatkan aliran listrik dan jaringan internet, sebab dua hal ini penting untuk terselenggaranya pendidikan yang baik di era digital saat ini. "Dalam waktu dekat kami akan komunikasi sama PLN," imbuh dia.
Baca Juga: Aturan Harga Jual Listrik Energi Baru Terbarukan Bisa Hambat Investasi Umar juga mengatakan jika ada pelayanan khusus dan memungkinkan adanya diskon biaya listrik untuk madrasah dan juga diskon biaya internet dari operator selular untuk anak-anak murid madrasah tentu sangat baik. "Sekiranya memungkinkan untuk pendidikan itu bagus," ujar dia. Diskon Kuota Internet Sementara itu, untuk meringankan tugas guru, tenaga kependidikan dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran daring, lanjut Umar, Direktorat KSKK Madrasah telah menjalin kerja sama dengan provider pulsa. Ada XL Axiata, Indosat Ooredoo, Telkomsel, dan Tri yang akan memberikan bantuan kuota internet dengan harga terjangkau bagi para pelajar, serta pendidik dan tenaga kependidikan madrasah selama Pandemi Covid-19. Pembelian kuota ini juga bisa bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) madrasah.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Perpres energi terbarukan masih pembahasan "Ada diskon harga hingga 60%. Paket kuota internet menjadi lebih terjangkau dan itu bisa dibiayai dari BOS sehingga siswa dan guru tidak perlu keluar biaya lagi," ucapnya. Ada lima pilihan, yaitu 10GB (Rp40.000), 15GB (Rp50.000), 20GB (Rp60.000), 30GB (Rp85.000), dan 50GB (Rp100.000). Semua pilihan tersebut untuk masa aktif selama 30hari. "Satu nomor hanya boleh dapat satu kali paket data dalam sebulan," jelasnya. Bersama Telkomsigma, lanjut Umar, Kemenag juga akan menyiapkan
cloud server untuk penggunaan elearning madrasah. Keberadaan server ini diharapkan dapat memudahkan guru dan siswa mengakses elearning madrasah. Upaya ini dilakukan, karena berdasarkan hasil kajian tiga bulan pertama proses uji coba, sejumlah madrasah merasa kesulitan karena tidak memiliki server. Oleh sebab itu, Kemenag mengambil langkah menyiapkan cloud untuk keperluan madrasah di seluruh Indonesia. "Kita menyediakan aplikasi e-learning madrasah plus berserta servernya, akan bekerjasama dengan telkomsigma yang menyediakannya secara gratis. Jadi madrasah cukup mendaftar di https://elearning.kemenag.go.id/ kemudian akan ada pilihan memakai server sendiri atau memakai server dari pusat," jelasnya.
Baca Juga: PT PJB dan China Energy donasikan alat kebutuhan medis untuk penanganan Covid-19 Umar menambahkan, Kemenag juga telah menerbitkan SK Dirjen Pendidikan Islam No 2791 tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah. Panduan ini antara lain menjelaskan sejumlah prinsip pembelajaran pada masa darurat, yaitu: 1. Pembelajaran dapat dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas, dan/atau pembelajaran jarak jauh, baik secara Daring (dalam jaringan) dan Luring (luar jaringan). 2. Pembelajaran dapat berlangsung di madrasah, rumah, dan di lingkungan sekitar sesuai dengan kondisi masing-masing madrasah. 3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis kompetensi, keterampilan aplikatif, dan terpadu. 4. Pembelajaran perlu berkembang secara kreatif dan inovatif dalam mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif siswa. 5. Pembelajaran menekankan nilai guna aktivitas belajarnya untuk kehidupan riil siswa, orang lain atau masyarakat sekitar, serta alam lingkungan tempat siswa hidup. 6. Pembelajaran yang berlangsung agar mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat. 7. Pembelajaran yang berlangsung agar menerapkan nilai-nilai, yaitu memberi keteladanan yang perilaku belajar positif, beretika, dan berakhlakul karima (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan dan motivasi dalam belajar dan bekerja (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tutwuri handayani); 8. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 9. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. 10. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa menjadi acuan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini