Pak Wid, sederhana namun pemikirannya luar biasa



JAKARTA. Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka merasa kehilangan sosok Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo yang berpulang saat melakukan pendakian di Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (21/4). Akhmaloka dan Widjajono sama-sama guru besar di ITB.

Selama bersama-sama membangun institusi ITB, Akhmaloka mengenal Pak Wid (sapaan Widjajono) sebagai sosok yang sangat sederhana. "Beliau tidak banyak bicara, tapi punya pemikiran yang luar biasa terutama aspek energi," kenang Akhmaloka saat dihubungi, Sabtu.

Widjajono, tutur Akhmaloka, menguasai benar masalah seputar energi dan sumber daya mineral. Sebelum menjabat wakil menteri, Widjajono, aktif mengajar di jurusan Teknik Perminyakan ITB, pasca sarjana studi pembangunan, dan pasca sarjana studi sumber daya mineral ITB.


"Saya kenal baik beliau walaupun beliau lebih senior dari saya, beliau angkatan 70, saya sering juga kontak-kontakan sebelum beliau jadi wamen (wakil menteri)," ujar Akhmaloka. Pak Wid, lanjutnya, seseorang yang sangat baik dan memiliki pemikiran maju. "Saya kehilangan guru besar terbaik," lirih Akhmaloka.

Berdasarkan catatan Kompas.com, kesederhanaan Widjajono pertama kali menjadi perhatian publik saat ia dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Istana Negara sebagai calon wakil menteri. Saat itu, Pak Wid tampak menenteng sebuah tas yang sobek pada bagian atasnya.

Tidak seperti calon wakil menteri lainnya, Widjajono menghadap presiden dengan busana yang sederhana. Pak Wid mengenakan baju batik merah motif warna-warni lengan panjang yang dipadu celana hitam. Sepatu yang digunakan saat itu pun, tampak biasa saja. Berwarna cokelat agak kehitaman yang terlihat berdebu tanpa semir. Hal menarik lainnya, rambut Widjajono dibiarkan menggondrong dan menjuntai hingga ke kerah bajunya. (Icha Rastika | A. Wisnubrata)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: