KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyebutkan bahwa pasien Covid-19 kemungkinan memiliki pneumonia di paru-parunya, namun tak tertangani dengan baik karena rumah sakit sedang dalam keadaan penuh. Ini menjadi salah satu sebab di balik fenomena pemburukan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri. Pemburukan terjadi dalam waktu singkat yang berujung kematian. "Ternyata cukup lumayan (banyak) orang yang OTG atau gejala ringan itu kalau dirontgen ditemukan ada pneumonia. Harusnya OTG dan gejala ringan yang rontgennya ada pneumonia itu dirawat inap," jelas Zubairi kepada Kompas.com. "Kalau RS penuh ya harusnya dirawat di Wisma Atlet. Kalau semuanya penuh ya minta berobat di IGD Covid-19, minta obatnya, kemudian diobati di rumah namun dimonitor dengan IGD rumah sakit tersebut," ungkapnya.
Pakar: Banyak pasien covid-19 merasa OTG, saat rontgen ternyata ada pneumonia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyebutkan bahwa pasien Covid-19 kemungkinan memiliki pneumonia di paru-parunya, namun tak tertangani dengan baik karena rumah sakit sedang dalam keadaan penuh. Ini menjadi salah satu sebab di balik fenomena pemburukan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri. Pemburukan terjadi dalam waktu singkat yang berujung kematian. "Ternyata cukup lumayan (banyak) orang yang OTG atau gejala ringan itu kalau dirontgen ditemukan ada pneumonia. Harusnya OTG dan gejala ringan yang rontgennya ada pneumonia itu dirawat inap," jelas Zubairi kepada Kompas.com. "Kalau RS penuh ya harusnya dirawat di Wisma Atlet. Kalau semuanya penuh ya minta berobat di IGD Covid-19, minta obatnya, kemudian diobati di rumah namun dimonitor dengan IGD rumah sakit tersebut," ungkapnya.