Jakarta. Upaya pemerintah meredam kenaikan harga pangan dengan membuka keran impor dinilai sudah terlambat. Sebab pasar sudah terlanjur bergejolak karena pasokan kurang. Sementara untuk impor, dibutuhkan waktu dan dinilai tidak mampu lagi mengejar harga pangan yang sudah terlanjur meroket. Pengamat Ekonomi Agribisnis dan Direktur Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Daryanto mengatakan impor pangan yang serba mendadak saat ini tidak lagi mampu meredam harga pangan di pasaran. Pasalnya, pasar sudah mengetahui kalau pasokan pangan kurang sehingga otomatis harga akan naik. Pada tiga komoditas impor ini yakni bawang merah, daging sapi dan gula merupakan komoditi pangan strategis dan menjadi penentu inflasi pangan. "Kontribusi tiga komoditas pangan ini sangat tinggi terhadap inflasi dan bahkan penentu inflasi," ujarnya kepada KONTAN, Senin (6/6).
Pakar: Kran impor harusnya dibuka tiga bulan lalu
Jakarta. Upaya pemerintah meredam kenaikan harga pangan dengan membuka keran impor dinilai sudah terlambat. Sebab pasar sudah terlanjur bergejolak karena pasokan kurang. Sementara untuk impor, dibutuhkan waktu dan dinilai tidak mampu lagi mengejar harga pangan yang sudah terlanjur meroket. Pengamat Ekonomi Agribisnis dan Direktur Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Daryanto mengatakan impor pangan yang serba mendadak saat ini tidak lagi mampu meredam harga pangan di pasaran. Pasalnya, pasar sudah mengetahui kalau pasokan pangan kurang sehingga otomatis harga akan naik. Pada tiga komoditas impor ini yakni bawang merah, daging sapi dan gula merupakan komoditi pangan strategis dan menjadi penentu inflasi pangan. "Kontribusi tiga komoditas pangan ini sangat tinggi terhadap inflasi dan bahkan penentu inflasi," ujarnya kepada KONTAN, Senin (6/6).