KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pakar Otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyatakan bahwa potensi pembelian mobil hybrid akan terjadi sebelum harga naik. Dia berpendapat, para agen pemegang merk (APM) perlu memanfaatkan momentum ini untuk menjual mobil hybrid. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenaikan PPnBM mobil hybrid dari 7% menjadi 11%, serta kenaikan dari 8% menjadi 12% untuk mild hybrid. "Kenaikan PPnBM mobil hybrid memang berpotensi memicu lonjakan pembelian mobil hybrid sebelum harga benar-benar naik. Momentum ini harus cepat-cepat dipakai semua APM yang menjual mobil hybrid sebelum waktunya habis," ujarnya saat dihubungi oleh Kontan, Kamis (8/8).
Pakar Otomotif: APM Harus Manfaatkan Peluang Kenaikan PPnBM Mobil Hybrid
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pakar Otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyatakan bahwa potensi pembelian mobil hybrid akan terjadi sebelum harga naik. Dia berpendapat, para agen pemegang merk (APM) perlu memanfaatkan momentum ini untuk menjual mobil hybrid. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenaikan PPnBM mobil hybrid dari 7% menjadi 11%, serta kenaikan dari 8% menjadi 12% untuk mild hybrid. "Kenaikan PPnBM mobil hybrid memang berpotensi memicu lonjakan pembelian mobil hybrid sebelum harga benar-benar naik. Momentum ini harus cepat-cepat dipakai semua APM yang menjual mobil hybrid sebelum waktunya habis," ujarnya saat dihubungi oleh Kontan, Kamis (8/8).