KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kelompok penasihat WHO pada Selasa (11/1) mengatakan, pemberian dosis
booster vaksin Covid-19 dari jenis yang sama bukanlah langkah yang tepat untuk melawan virus yang kini sudah bermutasi. Maka dari itu, perlu ada vaksin jenis baru yang telah disesuaikan dengan mutasi baru virus corona. Dalam pernyataannya, Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Komposisi Vaksin Covid-19 (TAG-Co-VAC) menyebutkan, pemberian dosis berulang dengan jenis yang sama bukanlah cara terbaik untuk memerangi pandemi.
"Strategi vaksinasi berdasarkan dosis
booster berulang dari komposisi vaksin asli tidak mungkin tepat atau berkelanjutan," kata para pakar WHO tersebut, seperti dikutip
The Straits Times. Baca Juga: WHO: Terlalu Cepat Memperlakukan COVID-19 Seperti Flu Saat Omicron Menyebar Lebih lanjut, kelompok tersebut juga menyatakan, data awal penelitian menunjukkan, vaksin yang ada saat ini masih kurang efektif dalam mencegah Covid-19 dengan gejala, terutama pada mereka yang terinfeksi varian Omicron. Meskipun demikian, vaksin yang sudah ada memang masih cukup ampuh untuk melindungi orang dari sejumlah gejala yang parah. Untuk saat ini, pakar WHO untuk vaksin Covid-19 merekomendasikan perusahaan farmasi segera mengembangkan vaksin jenis baru yang tidak hanya melindungi orang dari gejala parah, tetapi juga mampu mencegah infeksi dan penularan. "Vaksin Covid-19 yang berdampak tinggi terhadap pencegahan infeksi dan penularan, selain pencegahan penyakit berat dan kematian, perlu dan harus dikembangkan," lanjut TAG-Co-VAC. TAG-Co-VAC juga meminta agar semua pihak yang terlibat dalam program vaksin untuk terus melakukan penelitian, mengingat besarnya kemungkinan kemunculan varian baru virus corona di masa depan.
Baca Juga: Akhir Pandemi Sudah di Depan Mata, Ini Peringatan WHO untuk Warga Dunia Utusan Khusus WHO untuk Urusan Covid-19 pada Senin (10/1) lalu sempat mengatakan, akhir pandemi sudah ada di depan mata. Tetapi, kembalinya kehidupan normal masih akan sulit dicapai hingga musim semi atau tiga bulan mendatang. "Ini masih akan sulit setidaknya untuk tiga bulan ke depan. Dunia akan terus melihat varian Covid-19 baru dan merasakan tekanan pada sistem perawatan kesehatan," kata Utusan Jhusus WHO David Nabarro kepada
Sky News. Nabarro juga mengakui, masih sulit untuk memprediksi perilaku virus di masa depan meskipun banyak data di masa lalu yang telah dihimpun.