Paket Stimulus China Digelontorkan, Harga Minyak Kembali Menanjak



SINGAPURA. Minyak mentah dan emas naik untuk hari yang kedua setelah China mengumumkan paket stimulus sebesar 4 triliun yuan atau setara US% 589 miliar yang kemungkinan bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, kemarin mengatakan akan membelanjakan dananya hingga 2010 dalam sektor properti dan infrastruktur; menyurung permintaan untuk komoditi, termasuk bijih besi, minyak mentah, tembaga yang juga menanjak. Saudi Aramco, perusahaan minyak swasta terbesar di dunia, mengatakan bahwa kilang Korea Selatan dan jepang akan memangkas suplainya di bulan Desember. "Langkah China akan merangsang investasi dan juga belanja konsumen, dan semuanya akan menggiring permintaan minyak," kata Victor Shum, senior principal di lembaga konsultan Purvin & Gertz Inc. di Singapura. Minyak mentah untuk pengiriman Desember naik sebesar US$ 3,26, atau 5,3% menjadi US$ 64,30 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Minyak ini ada di harga US$ 63,90 pada pukul 10.33 waktu Singapura. Harga-harga jatuh sekitar 10% minggu lalu seiring dengan merosotnya saham. Cadangan bahan bakar AS juga naik, lebih tinggi dari yang diperkirakan. Selain itu, tingkat pengangguran di AS juga membumbung ke level yang paling tinggi sepanjang 14 tahun terakhir ini. Tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik untuk pertama kalinya menjadi US$ 4.040,00 per metrik ton dan bertahan di harga US$ 4.039 per ton pada pukul 10.17 waktu Singapura. Kontrak emas untuk pengiriman secepatnya, naik selama dua hari berturut-turut, sekitar 1,7% menjadi US$ 749,50 per ounce pada pukul 10.16 waktu Singapura. Saudi Aramco akan memangkas suplai minyak mentahnya pada bulan Desember untuk konsumennya di Jepang sekitar 5-6% di bawah level yang telah disepakati untuk kontrak tahunan.  Dhahran, produsen yang berbasis di Saudi Arabia akan menggunting heavy crude. Hal ini ditegaskan oleh staf di kilang minyak yang telah menerima catatan dari perusahaannya dan diminta untuk tidak disebut namanya lantaran kesepakatan ini bersifat confidential. Minyak jenis Brent untuk pengiriman Desember mengangkasa sebesar US$ 3,11 atau sekitar 5,4% menjadi US$ 60,46 per barel di ICE Futures Europe Exchange London. Nilai ini US$ 60,08 pada pukul 10.35 waktu Singapura. Pengiriman dari Rusia, produsen terbesar setelah Saudi Arabia, telah menciut sebesar 25% di bawah level normal bulan ini setelah bea ekspor mengkeret jauh lebih kecil dari yang pengusaha inginkan.

Editor: