Pakistan Central Bank Bayar Obligasi Senilai US$ 1 Miliar



KONTAN.CO.ID - ISLAMABAD. Pakistan Central Bank mengumumkan telah memenuhi pembayaran obligasi senilai US$ 1 miliar pada Jumat (2/12). Pembayaran obligasi ini untuk menghindari risiko gagal bayar jangka pendek dan  membayar utang jangka panjang.

Seperti yang dilaporkan Bloomberg pada Sabtu (3/12), negara Seribu Cahaya ini telah mentransfer uang obligasi untuk sukuk dolar yang jatuh tempo 5 Desember 2022, tiga hari sebelum jatuh tempo ke Citigroup Inc. 

Juru bicara state Bank of Pakistan Abid Qamar mengatakan, dana itu akan didistribusikan kepada para kreditor.


Baca Juga: Inflasi Melambung, Bank Sentral Global Bersiap Naikkan Suku Bunga

Adapun, utang dolar Pakistan mengungguli rekan-rekan di negara berkembang lainnya. Menurut data harga indikatif yang dikumpulkan oleh Bloomberg, obligasi dolar yang jatuh tempo pada 2025 naik 2 sen menjadi 50,4 sen dolar. Surat utang yang lebih panjang jatuh tempo pada 2031 dan 2051 untuk mengakhiri sesi sekitar 40 sen dolar.

“Tahun 2022 sudah hampir berlalu, meskipun situasinya masih jauh untuk dikagtakan baik. Cara terbaik untuk mendapatkan eksposur adalah di tahun 2031 dan 2051,” kata Oren Barack, direktur pengelola pendapatan tetap di New York.

Pakistan diperkirakan akan memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya, obligasi jangka panjangnya masih diperdagangkan pada tingkat yang tertekan karena investor khawatir atas kemampuan Pakistan untuk keluar dari krisis yang terjadi.

Moody's Investors Service dan Fitch Ratings menurunkan peringkat negara Pakistan pada bulan Oktober. Penurunan ini lantaran banjir yang terjadi menghancurkan dan membahayakan stabilitas fiskal negara ini.

Baca Juga: Pakistan Alami Lonjakan Inflasi 13% pada Januari 2022, Tertinggi 2 Tahun Terakhir

Pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk tahap pinjaman berikutnya juga telah ditunda karena negara mengevaluasi berapa total biaya pembangunan kembali akibat banjir yang terjadi.

Gubernur Bank Negara Pakistan Jameel Ahmad mengatakan, Pakistan perlu membayar sekitar US$25 miliar di tahun ini, meskipun sebagian besar telah diperpanjang atau dibayarkan.

Editor: Herlina Kartika Dewi