Pakuwon andalkan pemasukan dari proyek existing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada tahun ini masih mengandalkan proyek-proyek sebelumnya untuk mencetak pendapatan. Tak hanya itu, Pakuwon juga berencana menambah lahan di lokasi sekitar proyek tersebut.

"Kami masih fokus pada proyek yang saat ini sedang proses pembangunan," kata Ivy Wong, Direktur Pakuwon Jati kepada Kontan.co.id, Rabu (10/1).

Beberapa inventori proyek lama tersebut, di antaranya Kota Kasablanka Casa Grande tower 1 tahap 2 di Jakarta, yang ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada Juni 2018. Pengembangan tahap II Kota Kasablanca terdiri dari tiga tower kondominium dan satu tower perkantoran.


Menurut Ivy, setiap enam bulan, pembangunan satu tower ditargetkan sudah selesai. Dengan begitu, pembangunan proyek perkantoran tersebut ditargetkan selesai pada 2019.

Proyek existing Pakuwon lainnya adalah Office Tower Tunjungan Plaza (TP) 6 di Surabaya, Office Tower III di Kota Kasablanka Jakarta, dan tiga kondominium serta dua hotel di Pakuwon Mall Surabaya.

Kontan mencatat, gedung perkantoran di Kota Kasablanka tersebut memiliki luas 86.000 meter persegi, yang terdiri dari 40 lantai. Ivy membidik perolehan pendapatan dari perkantoran ini sebesar 60% dari penjualan, dan sisanya dari pendapatan berulang alias recurring income.

Tak hanya itu, emiten berkode saham PWON di Bursa Efek Indonesia itu juga tengah membangun Extension East Coast Center, yang hingga kini sudah memasukki tahap tiang pancang.

Untuk memperluas pengembangan proyek existing, lanjut Ivy, perusahaan berencana membuka lahan baru pada akhir tahun ini. Namun, Ivy tidak menyebutkan target lahan yang ingin diakuisisi. "Landbank itu opportunity, tetapi kami masih selalu beli di sekitar operational development kami," imbuhnya. Yang jelas, perusahaan menganggarkan dana senilai Rp 300 miliar untuk pembebasan lahan tersebut.

Ivy menduga, sepanjang tahun lalu, Pakuwon Jati berhasil mencatatkan marketing sales di atas Rp 2,5 triliun. Dari pencapaian tersebut, sekitar 70% penjualan berasal dari Surabaya, sisanya berasal dari Jakarta. Perolehan marketing sales tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 2,2 triliun.

Tahun ini, perusahaan memasang target perolehan marketing sales di kisaran Rp 2,5 triliun sampai Rp 2,6 triliun, atau tidak jauh berbeda dengan proyeksi perolehan tahun 2017. "Marketing sales ditarget tahun 2018 flat seperti tahun ini. Market masih soft. Rasanya pasar masih wait and see. Tahun ini tahun politik juga," imbuh Ivy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini