Pakuwon bidik pendapatan bisnis dua kali lipat



JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) telah menyiapkan tameng untuk mengantisipasi dampak melemahnya nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, perusahaan yang memiliki utang dalam valuta asing (valas) telah melakukan lindung nilai atau hedging valas hingga level rupiah di Rp 16.000 per dolar AS. Kini, kurs rupiah terhadap dolar berada di level Rp 14.451 per dolar AS.

Saat ini, perusahaan memiliki liabilitas sebesar Rp 9,45 triliun per semester I/2015 yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 4,50 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 4,94 triliun. Perusahaan berkode saham PWON di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengaku, porsi utang dalam mata uang asing masih kecil. Amunisi ini tidak memberatkan langkah Pakuwon Jati untuk meningkatkan bisnis properti di tahun 2015 ini. Ivy Wong, Direktur Pengembangan Bisnis Pakuwon Jati, optimis perusahaan akan mencatat pertumbuhan bisnis dua kali lipat pada semester II/2015 dari realisasi pendapatan dan laba pada semester I/2015. "Kami targetkan naik dua kali lipat," katanya, kepada KONTAN, Senin (21/9). Menilik laporan keuangan Pakuwon Jati mencatat pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 28,98% menjadi Rp 2,42 triliun per semester I/2015, dibandingkan pendapatan Rp 1,88 triliun per semester I/2014. Sedangkan, laba komprehensif tercatat turun 10% menjadi Rp 824,34 miliar per semester I/2015, dibandingkan perolehan Rp 916,19 miliar per semester I/2015. wong bilang, untuk mencapai target kenaikan dua kali lipat untuk pendapatan dan laba maka perusahaan tidak memangkas target pra penjualan atau marketing sales. Yakni, perusahaan tetap menargetkan pra penjualan sebesar Rp 3,4 triliun pada akhir tahun ini atau tumbuh 9,67% dibandingkan realisasi pra penjualan sebesar Rp 3,1 triliun per akhir tahun 2014. Stefanus Ridwan, Direktur Pakuwon Jati menambahkan, pihaknya akan menjual properti yang sudah ada untuk mendulang pendapatan. Misalnya, menjual apartemen Casa Grande tahap II yang terdiri dari tiga tower dengan kapasitas 1.200 unit. Serta penjualan perumahan di Grand Pakuwon Surabaya dengan harga di atas Rp 1 miliar. "Kami tidak akan meluncurkan proyek baru hingga akhir tahun ini," katanya. Adapun, Pakuwon Jati telah meraup pra penjualan sebesar Rp 2,33 triliun per Agustus 2015. Rinciannya, marketing sales tersebut masih didominasi oleh penjualan landed house atau rumah tampak dengan dengan kontribusi sebesar 52% atau senilai Rp 1,21 triliun. Sedangkan 48% sisanya atau Rp 1,12 triliun bersumber dari proyek high rise. Wong menambahkan, tahun ini, PWON tidak memiliki rencana mengembangkan proyek baru. Perusahaan milik Alexander Tedja ini lebih fokus membidik marketing sales dari pengembangan proyek-proyek esksisting seperti Tunjungan Plaza (TP) 5 dan TP 6, perluasan Supermall Pakuwon, perumahan Grand Pakuwon dan pengembangan Grand Pakuwon city serta Kota Casablanca II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Havid Vebri