JAKARTA. Perusahaan pengembang properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatat marketing sales pada kuartal pertama 2017 mencapai Rp 654 miliar. Nilai tersebut merupakan hasil penjualan dari semua proyek hunian dan perkantoran yang dimiliki PWON. Sebagai gambaran, pada periode yang sama tahun lalu, marketing sales yang diraih mencapai Rp 590 miliar. Minarto Basuki, Direktur Keuangan PWON mengatakan untuk target marketing sales tahun ini, membidik angka Rp 2,7 triliun. Angka tersebut naik, bila dibandingkan dengan capaian marketing sales 2016 yang tercatat sebesar Rp 2,27 triliun. Pihaknya optimistis, penjualan tersebut bisa tercapai seiring dengan dikebutnya pengembangan proyek-proyek pada tahun ini. "Yang mempengaruhi ada proyek-proyek yang sudah bisa diakui tahun ini," ujar Minarto usai public expose di Jakarta, Jumat (2/6). Penjualan PWON terdiri dari beberapa proyek superblock. Di antaranya yang berada di Kota Kasablanka, Tunjungan City, Pakuwon City, dan Pakuwon Mall. Saat ini, proyek yang ditangani PWON banyak berada di Jakarta dan Surabaya. Sampai dengan kuarter 1-2017, tingkat okupansi proyek PWON beragam. Misalnya, Tunjungan Plaza (97%), Kota Kasablanka (99%), Gandaria City Mall (96%), Pakuwon Mall (91%), Pakuwon Trade Center (92%), Royal Plaza (97%), dan Blok M Plaza (90%). "Penurunan okupansi Blok M, seiring dengan kebijakan PWON untuk menyewakan lebih pendek 1-2 tahun. Untuk mengantisipasi potensi rencana pembangunan kembali Blok M yang terkoneksi MRT," katanya. Saat ini, PWON memiliki land bank seluas 456,8 hektare. Sebarannya berada di Jakarta dan Surabaya. Lahan tersebut, nantinya untuk mempertahankan pertumbuhan dan margin tinggi. "Strategi land bank kami dengan mengakuisisi lahan yang ada di daerah berdekatan dengan proyek yang sudah ada," ungkapnya. PWON juga sudah merestrukturisasi utang perusahaan. Sebelumnya PWON memiliki utang US$ 200 juta dengan tingkat suku bunga 7,12% senior unsecured note yang jatuh tempo pada 2019. Kemudian, emiten ini menerbitkan US$ 250 juta dengan tingkat bunga 5% senior unsecured note yang jatuh tempo pada 2024. Pihaknya menyatakan belum akan melakukan aksi keuangan lainnya, termasuk untuk refinancing. Sementara terkait dengan pembangunan yang ada, akan menggunakan pinjaman yang sudah disetujui. "Plafon loan kami sebesar Rp 1,25 triliun, saat ini masih ada sekitar Rp 270 miliar yang masih bisa dimanfaatkan," katanya.
Pakuwon bukukan marketing sales Rp 654 miliar
JAKARTA. Perusahaan pengembang properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatat marketing sales pada kuartal pertama 2017 mencapai Rp 654 miliar. Nilai tersebut merupakan hasil penjualan dari semua proyek hunian dan perkantoran yang dimiliki PWON. Sebagai gambaran, pada periode yang sama tahun lalu, marketing sales yang diraih mencapai Rp 590 miliar. Minarto Basuki, Direktur Keuangan PWON mengatakan untuk target marketing sales tahun ini, membidik angka Rp 2,7 triliun. Angka tersebut naik, bila dibandingkan dengan capaian marketing sales 2016 yang tercatat sebesar Rp 2,27 triliun. Pihaknya optimistis, penjualan tersebut bisa tercapai seiring dengan dikebutnya pengembangan proyek-proyek pada tahun ini. "Yang mempengaruhi ada proyek-proyek yang sudah bisa diakui tahun ini," ujar Minarto usai public expose di Jakarta, Jumat (2/6). Penjualan PWON terdiri dari beberapa proyek superblock. Di antaranya yang berada di Kota Kasablanka, Tunjungan City, Pakuwon City, dan Pakuwon Mall. Saat ini, proyek yang ditangani PWON banyak berada di Jakarta dan Surabaya. Sampai dengan kuarter 1-2017, tingkat okupansi proyek PWON beragam. Misalnya, Tunjungan Plaza (97%), Kota Kasablanka (99%), Gandaria City Mall (96%), Pakuwon Mall (91%), Pakuwon Trade Center (92%), Royal Plaza (97%), dan Blok M Plaza (90%). "Penurunan okupansi Blok M, seiring dengan kebijakan PWON untuk menyewakan lebih pendek 1-2 tahun. Untuk mengantisipasi potensi rencana pembangunan kembali Blok M yang terkoneksi MRT," katanya. Saat ini, PWON memiliki land bank seluas 456,8 hektare. Sebarannya berada di Jakarta dan Surabaya. Lahan tersebut, nantinya untuk mempertahankan pertumbuhan dan margin tinggi. "Strategi land bank kami dengan mengakuisisi lahan yang ada di daerah berdekatan dengan proyek yang sudah ada," ungkapnya. PWON juga sudah merestrukturisasi utang perusahaan. Sebelumnya PWON memiliki utang US$ 200 juta dengan tingkat suku bunga 7,12% senior unsecured note yang jatuh tempo pada 2019. Kemudian, emiten ini menerbitkan US$ 250 juta dengan tingkat bunga 5% senior unsecured note yang jatuh tempo pada 2024. Pihaknya menyatakan belum akan melakukan aksi keuangan lainnya, termasuk untuk refinancing. Sementara terkait dengan pembangunan yang ada, akan menggunakan pinjaman yang sudah disetujui. "Plafon loan kami sebesar Rp 1,25 triliun, saat ini masih ada sekitar Rp 270 miliar yang masih bisa dimanfaatkan," katanya.