Pakuwon Jati andalkan recuring income



JAKARTA. Pendapatan berulang atawa recurring income bukanlah pendapatan sampingan bagi para pengembang (developer).

Salah satunya, pengembang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) ingin menjaga komposisi recurring income sejajar dengan pendapatan pengembangan atau development income agar pertumbuhan pendapatan bersih berimbang dari dua pendapatan.

Minarto Basuki, Direktur dan Sekretaris Korporasi PT Pakuwon Jati Tbk mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan recurring income melalui operasional perhotelan dan pusat perbelanjaan ritel.


Misalnya, Pakuwon Jati akan mengoperasionalkan lima hotel.

Tahap awal, perusahaan mengoperasionalkan Ascott Waterplace Surabaya pada Agustus 2015 dan Sheraton Jakarta Gandaria City pada Oktober 2015.

Kemudian, hotel The Four Points by Sheraton Surabaya akan operasional pada tahun 2016.

Serta kedua hotel lainnya, Pullman Surabaya Supermal dan Ibis Styles Surabaya Supermal akan operasional pada tahun 2018.

"Jika kelima hotel ini sudah operasional maka kontribusi recurring income dari perhotelan menjadi 5%-6% dari 4%," kata Minarto, kepada KONTAN, Kamis (29/10).

Tak hanya hotel, perusahaan yang berbasis di Surabaya ini akan memperluas pusat perbelanjaan ritel (mall) untuk meningkatkan recurring income.

Kini perusahaan sedang melakukan perluasan pusat perbelanjaan ritel di Superblok Tunjungan City dan Superblok Supermal Pakuwon Indah.

Perusahaan kedua mall ini akan memberi tambahan 26% luas sewa bersih atau net lettable area (NLA) terhadap total kepemilikan mall Pakuwon Jati sebesar 512.000 meter persegi (m2) NLA.

"Kami melakukan perluasan mall ini dalam waktu dekat," tambahnya.

Misalnya, perusahaan berkode saham PWON di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini telah memperluas mall di Superblok Tunjungan City di Surabaya yang tengah memasuki tahap 5 dan tahap 6.

Rencananya, tahap 5 ini akan selesai tahun 2015, sedangkan tahap 6 akan selesai pada tahun 2016-2017.

Minarto bilang, Pakuwon Jati tidak ingin hanya menggantungkan pendapatan dari penjualan proyek properti karena akan membuat pendapatan tidak akan imbang.

Kedepan, strategi perusahaan adalah mengimbangkan porsi recurring income dan development income dengan kisaran porsi 50:50 namun secara persentase tidak akan sama persis.

Berdasarkan laporan keuangan, Pakuwon Jati mencatat recurring income telah berkontribusi 48% terhadap pendapatan bersih.

Sedangkan secara kinerja tercatat recurring income tumbuh 38% menjadi Rp 1,69 triliun per kuartal III-2015 dibandingkan Rp 1,23 triliun per kuartal III-2014.

Peningkatan pendapatan terutama berasal dari pusat perbelanjaan ritel di Superblok Kota Kasablanka, Superblok Gandaria City, Superblok Tunjungan City dan Superblok Supermal

Pakuwon Indah.

Sementara itu, development income tercatat berkontribusi 52% terhadap pendapatan bersih dengan pertumbuhan 26% menjadi Rp 1,86 triliun per kuartal III-2015 dibandingkan Rp 1,48 triliun per kuartal III-2014.

Adapun, penopang pendapatan ini dari pendapatan atas penjualan unit-unit kondominium dan perkantoran Tunjungan Plaza 5, unit-unit apartemen Orchard dan Tanglin di Superblok Supermal Pakuwon Indah, apartemen Educity dan unit-unit landed residential Pakuwon City.

Dari kedua pendapatan tersebut membuat pendapatan bersih tumbuh 31% menjadi Rp 3,56 triliun per kuartal III-2015 dibandingkan posisi Rp 2,71 triliun per kuartal III-2014.

Sayangnya, pendapatan bersih yang tumbuh tinggi ini tidak memberikan dampak besar bagi laba bersih.

Pakuwon Jati hanya mencatat kenaikan laba bersih 5% menjadi Rp 1,40 triliun per kuartal III-2015, dibandingkan posisi Rp 1,33 triliun per kuartal III-2014.

Minarto menambahkan, perusahaan masih akan mencatat kenaikan pertumbuhan laba bersih untuk kinerja IV tahun 2015.

Caranya adalah dengan menjaga pertumbuhan recurring income dan development income, serta melakukan efisiensi untuk mengurangi beban operasional perusahaan.

"Pakuwon Jati masih akan mencatat kenaikan laba di akhir tahun," klaimnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto