Pakuwon Jati memupuk recurring income



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk menargetkan tambahan pusat perbelanjaan baru tahun ini. Akhir 2018 nanti, mereka menjadwalkan operasional Pakuwon Mall Tahap 4 di Surabaya, Jawa Timur.

Padahal tahun lalu Pakuwon Jati baru menambah tiga pusat perbelanjaan di Kota Pahlawan. Pada Februari 2017, mereka mengoperasikan Pakuwon Mall Tahap 2 dan 3. Tujuh bulan berikutnya atau September 2017, giliran Tunjungan Plaza Tahap 6 yang beroperasi.

Menurut catatan internal Pakuwon Jati , Pakuwon Mall Tahap 2 dan 3 bahkan sudah menyumbang 33% terhadap total recurring income alias pendapatan berulang 2017. Adapun total recurring income tahun lalu mencapai Rp 2,96 triliun.


Tak heran kalau tahun ini Pakuwon Jati punya harapan besar mengantongi pendapatan berulang lebih tinggi lagi. "Tunjungan Plaza 6 yang tidak terlalu signifikan pada laporan tahun 2017, kami harapkan bisa berkontribusi signifikan di tahun 2018," harap Minarto Basuki, Direktur dan Corporate Secretary PT Pakuwon Jati Tbk kepada KONTAN, Kamis (22/3).

Informasi saja, sumber pendapatan Pakuwon Jati terbagi menjadi dua. Selain recurring income, perusahaan berkode saham PWON di Bursa Efek Indonesia itu juga mengantongi development revenue atau pendapatan dari menjual proyek yang dikembangkan. Kalau total recurring income 2017 tadi Rp 2,96 triliun, development revenue tercatat Rp 2,76 triliun.

Sejak tahun 2016, recurring income berkontribusi lebih tinggi ketimbang development revenue. Catatatan 2016 terdiri dari Rp 2,55 triliun recurring income dan Rp 2,29 triliun development revenue

Untuk menunjang target development revenue tahun ini, Pakuwon Jati berencana meluncurkan apartemen ketujuh di Superblok Pakuwon Mall di Surabaya. Mereka juga akan mengandalkan proyek rumah tapak Pakuwon City dan Grand Pakuwon. Sementara di Jakarta, Pakuwon akan merilis apartemen dan perkantoran di Kota Kasablanka Tahap II.

Alokasi capex

Supaya agenda bisnis berjalan mulus, Pakuwon Jati menyiapkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex). "Antara Rp 2 triliun sampai Rp 2,3 triliun," tutur Minarto.

Sebagai perbandingan, sepanjang tahun lalu Pakuwon Jati menganggarkan capex sekitar Rp 2,05 triliun. Dana itu untuk membiayai konstruksi proyek Kota Kasablanka Tahap 2, Tunjungan Plaza 6, Pakuwon Mall extention dan pembebasan tanah.

Pakuwon Jati berharap dana jumbo yang dikeluarkan tak menguap sia-sia. Mereka ingin mengantongi marketing sales alias pendapatan pra penjualan Rp 2,6 triliun pada tahun ini.

Kalau tahun lalu, Pakuwon Jati mencatatkan marketing sales sebesar Rp 2,51 triliun. Perinciannya, 62% penjualan apartemen, 30% penjualan landed residential dan 8% penjualan kantor.

Sementara pendapatan bersih Pakuwon Jati 2017 tercatat Rp 5,72 triliun atau tumbuh 18,18% year on year (yoy). "Hasil ini sudah sesuai target kami, bahkan over," kata Minarto.

Dari pendapatan segitu, Pakuwon Jati mengantongi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, senilai Rp 1,87 triliun. Kalau dihitung, nilainya naik 11,98% yoy.

Berdasarkan lini usaha, sewa dan jasa pemeliharaan adalah kontributor utama pendapatan hingga Rp 2 triliun. Sementara berdasarkan geografis, bisnis Surabaya menyumbang pendapatan terbesar sampai Rp 2,95 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia