KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten pengembang properti, PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON) menilai penjualan apartemen
mixed use lebih cepat dibandingkan dengan penjualan apartemen yang berdiri sendiri. Pernyataan Stefanus Ridwan, Direktur Utama PWON tersebut, menanggapi riset Bank Indonesia (BI) yang menyatakan harga jual properti residensial tumbuh melambat atau hanya tumbuh sebesar 0,20% q-o-q sepanjang kuartal II 2019.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Merambah ke Bekasi Sementara itu Survei Harga Properti Residensial (SHPR) mencatat pertumbuhan harga properti residensial dapat bertumbuh 0,49% q-o-q pada kuartal I 2019. "Pada semester I 2019 ini, penjualan apartemen di kawasan
mixed use lebih ramai dibanding dengan apartemen yang berdiri sendiri. Kalau Pakuwon sendiri punya apartemen di daerah Kota Kasablanca dimana Mall menjadi daya tarik. Kawasan
mixed use dinilai memiliki manfaat lebih," ujar Stefanus Ridwan kepada Kontan, Selasa (13/8). Tak hanya itu, Stefanus menambahkan jika apartemen Bella yang baru melalui soft launching di daerah East Coast, juga memiliki peminat yang cukup tinggi. Stefanus sendiri berkata, semester I 2019, kondisi industri properti memang tidak terlalu kondusif karena adanya gelaran Pilpres dan hari raya. Namun pihaknya tetap dapat masif melakukan pembangunan, karena adanya dorongan dari pendapatan berulang atau
reccuring income. Stefanus Ridwan berkata, pihaknya menggenggam nilai
recuring income lebih dari 50% pada semester I 2019. Sementara sisanya, didapatkan dari pendapatan pembangunan (
development revenue). Piahaknya tidak bisa memproyeksi kenaikan harga jual properti ke depannya, walau BI meramalkan akan adanya kenaikan harga penjualan di kuartal III 2019 sebesar 0,76%.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) kebut pengerjaan proyek mixed use di Bekasi tahun ini "Memang peningkatan harga penjualan itu penting. Namun, penting pula melihat bagaimana KPA dan KPR ini turun seiring menurunnya bunga bank. Jika KPA dan KPR bisa turun, bukan tidak mungkin pasar properti kembali menggeliat dan pembeli pun banyak. Jadi tidak perlu melakukan proyeksi," tambahnya. Dirinya melanjutkan, kondisi pasar properti membaik juga akan menggenjot perseroan makin mantap membangun kawasan residensial
mixed use di Bekasi yang direncanakan akan dimulai akhir tahun mendatang. "Mengapa kami mau membangun kawasan
mixed use di Bekasi karena memang benefitnya lebih banyak. Penjualannya pun masih sangat bagus," ujarnya. Menilik laporan keuangan semester I 2019, PWON memang mencetak kinerja yang cukup memuaskan di tengah perlambatan pertumbuhan industri properti. PWON mengantongi peningkatan pendapatan bersih 4% di nilai Rp 3,5 triliun pada semester I 2019, dari Rp 3,37 triliun tahun lalu. Laba bersih PWON juga mampu melesat 20,35% di angka Rp 1,36 triliun dari Rp 1,13 triliun tahun lalu.
Baca Juga: Pendapatan Jaya Real Property (JRPT) pada semester I masih ditopang residensial Pendapatan tersebut memang disokong oleh penjualan kondominium dan hotel. Pendapatan dari penjualan kondominium tumbuh 33,03% y-o-y menjadi Rp 1,49 triliun, sedangkan pendapatan hotel naik 12,62% y-o-y menjadi Rp 226,66 miliar. "Untuk penjualan
office juga lambat, karena di Jakarta sendiri seringkali
oversupply. Mungkin yang sejalan dengan hasil riset perlambatan pertumbuhan harga di Pakuwon adalah sektor office tersebut," tutupnya. Hal itu pula, yang membuat beban pokok pendapatan tumbuh lebih tinggi yaitu 5,63% yoy dari Rp 1,43 triliun menjadi Rp 1,5 triliun pada semester I 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini