KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Susunan pemegang sahah emiten pembiayaan atau
leasing PT Intan Baruprana Finance Tbk (
IBFN) berubah. Pakuwon Darma, perusahaan yang terafiliasi dengan PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON) masuk menjadi pemehang saham IBFN dengan memegang 75,46 juta saham. Angka ini setara dengan 4,97% dari modal yang ditempatkan dan disetor oleh perusahaan.Berdasarkan data kepemilikan saham
IBFN per 8 Oktober 2021 yang dilaporkan di Bursa Efek Indonesia (15/10) terungkap Pakuwon lewat PT Pakuwon Darma Pakuwon Darma mengambil sebagian kepemilikan atas penempatan Reksadana HPAM Smat Beta Ekuitas (Reksa Dana Henan Putihrai). Sebelumnya Reksadana Henan Putih Rai memiliki saham IBFN sebesar 9,94%. Per 8 Oktober, kepemikikan Reksadana Henan Putih Rai menjadi hanya 4,97%
Pakuwon Darma adalah perusahaan yang terafiliasi dengan emiten realestate PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON). Adapun Intan Baruprana (IBFN) adalah perusahan pembiayaan yang terafiliasi dengan emiten alat berat yakni PT Intraco Penta Tbk (
INTA). Masih dalam pengumuman yang sama, INTA tetap menjadi pemegang saham pengendali dari
IBFN dengan mengempit 55,07% saham, lalu PT Intra Trading sebesar 17,23%. Merujuk data perdagangan saham
IBFN, dalam sebulan terakhir harga saham
IBFN naik 98,36%. Selasa (19/10) pukul 10.16 WIB, saham
IBFN di level Rp 121 per saham.
Laporan keuangan kuartal I 2021,
IBFN memiliki total liabilitas sebesar Rp 1,95 triliun dengan total aset hanya Rp 870,04 miliar. Dengan begitu, perusahaan mengalami defisiensi modal. Sementara ekuitas perusahaan per akhir Maret 2021 tercatat negatif Rp 325,68 miliar.
Utang dari perbankan menjadi penyumbang terbesar liabilitas perusahaan, yakni Rp 654,73 miliar. Kemudian, medium term notes (MTN) senilai nilai Rp 307,04 miliar. Utang bank
IBFN terdiri dari dua jenis, yakni konvensional dan syariah. Untuk utang dari bank konvensional, Indonesia Eximbank menjadi kreditor terbesar yakni Rp 141,72 miliar bersama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) yang sebesar Rp 130,73 miliar. Adapun bank syariah yang menjadi kreditor terbesar ialah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebesar Rp 224,88 miliar. Sementara, utang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun senilai Rp 30,55 miliar dan utang jangka panjang senilai Rp 624,18 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana