Palapa Ring jadi role model proyek infrastruktur



JAKARTA. Palapa ring menjadi proyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang terus dikejar pemerintah. Saat ini, ketiga bagian proyek Palapa Ring telah memiliki masing-masing konsorsium pemenang. Mulai dari paket barat, tengah, hingga timur.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, ketiga proyek tersebut didanai dengan skema yang sama. Yakni, melalui skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dengan pembiayaan ketersediaan layanan atau availability payment. 

Skema ini diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dengan sumber dana yang berasal dana kontribusi Universal Service Obligation (USO).


”Ini akan jadi role model pembangunan infrastruktur yang lain,” ujar Rudiantara di sela-sela acara Penandatanganan Perjanjian Kredit PT. Bank Mandiri (Persero) dengan PT. Palapa Ring Barat di Jakarta, Senin (25/7).

Nilai pembiayaan proyek infrastruktur komunikasi, katanya, juga terbilang kecil dibandingkan proyek lain. Namun, dia menambahkan bahwa keberhasilan proyek ini akan mendukung kegiatan pembangunan infrastruktur lainnya. ”Kalau ini berhasil, akan mendukung proyek lainnya,” imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Chief RA itu mengungkapkan, salah satu faktor lain yang dikhawatirkan adalah tentang political risk. Dimana bisa saja pergantian rezim akan mempengaruhi proyek jangka panjang ini. 

Untuk itu, tugas pemerintah adalah mengawal agar proyek ini berjalan dengan baik. Diantaranya dengan dimulai dari proses tender, hingga memilih mereka yang sudah berpengalaman.

”Teman-teman dari industri keuangan juga bisa mendukung proyek ini,” katanya.

Sebagai catatan, ada tiga paket dalam proyek Palapa Ring. Pertama, paket barat yang menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna), dengan total panjang kabel serta optik 2.000 kilometer. Untuk paket ini dimenangkan oleh Konsorsium Mora Telematika Indonesia-Ketrosden Triasmitra.

Paket tengah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepualauan Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik 2.700 kilometer. 

Paket ini dimenangkan oleh Konsorsium Pandawa Lima. Sementara paket timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik 6.300 kilometer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan