Palu gelap gulita, PLN datangkan 8 genset dan 216 personil tambahan



KONTAN.CO.ID - PALU. Pasca gempa yang mengguncang Palu dan Donggala pada 28 September 2018 lalu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerjunkan 216 personil gabungan dari Wilayah Sulawesi Tengah,Utara, Selatan,Tenggara dan Barat serta Gorontalo. Hal ini dimaksudkan dalam rangka perbaikan infrastruktur kelistrikan.

General Manajer PLN Wilayah Sulawesi Tengah,Utara dan Gorontalo, Edison Sipahutar berujar, pihaknya tengah berkonsentrasi untuk menginventarisasi kelistrikan di Palu dan Donggala. Selain itu, untuk solusi jangka pendek penerangan, PLN juga membawa delapan genset yang nantinya akan di sebar di posko-posko yang ada di sana.

"Saat ini konsentrasi kami meninventarisir kelistrikan, agar kami bisa segera bergerak efektif dan efisien. Tambahan 216 personil ini tentu sangat membantu proses recovery, terlebih semuanya adalah tenaga yang sudah berpengalaman," kata Edison melalui keterangan tertulisnya kemarin (29/9).


Sekitar 216 personel yang diberangkatkan sudah teruji kompetensi sebagai teknisi pemeliharaan jaringan listrik tegangan menengah, tegangan rendah, dan Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan). Ini dimaksdukan untuk mempercepat pemulihan karena kondisi lapangan yang sangat berat.

Prioritas dalam penanganan musibah ini ialah pemulihan kelistrikan di sejumlah layanan publik, tercakup di dalamnya adalah rumah sakit, tempat penampungan pengungsi, bandara dan instalasi air bersih. "Kami yakin tambahan tenaga ini sangat penting untuk percepatan kepulihan listrik," imbuh Edison.

Di samping fokus penanganan infrastruktur kelistrikan, melalui PLN Peduli, bantuan kemanusiaan juga sudah mulai bergerak. Bantuan didatangkan dari lokasi yang bisa diakses menggunakan jalur darat seperti Manado dan Gorontalo.

Bantuan yang telah bergerak menuju lokasi bencana ini terdiri dari bahan makanan dan obat-obatan. Saat ini PLN Area Palu juga menjadi salah satu lokasi posko penampungan para korban bencana yang terjadi Jumat malam (28/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie