KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta sejak dua tahun terakhir melakukan pengetatan terhadap penggunaan air tanah yang dilakukan gedung-gedung dan komplek perkantoran. Oleh karena itu, survei dilakukan terhadap komplek perkantoran di Jalan Merdeka, Thamrin dan Sudirman. Oleh karena itu, ada potensi besar gedung dan komplek tersebut beralih menggunakan air perpipaan yang dikelola PT PAM Lyonnaise Jaya atau Palyja. Sejauh ini, Palyja hanya memasok 100 ribu meter kubik air per tahun jumlah tersebut setara dengan 50% rata-rata kebutuhan air di komplek perkantoran tersebut. “Air tanah masih bervariasi range-nya 10% hingga 50% dari total kebutuhan mereka, kalau dikonversikan ke Palyja di segi tiga emas itu sekitar 100.000 meter kubik,” ujar Direktur Palyja Nancy Manurung, di Yogyakarta, Jumat (26/4)
Palyja lirik potensi sambungan pipa ke gedung perkantoran
KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta sejak dua tahun terakhir melakukan pengetatan terhadap penggunaan air tanah yang dilakukan gedung-gedung dan komplek perkantoran. Oleh karena itu, survei dilakukan terhadap komplek perkantoran di Jalan Merdeka, Thamrin dan Sudirman. Oleh karena itu, ada potensi besar gedung dan komplek tersebut beralih menggunakan air perpipaan yang dikelola PT PAM Lyonnaise Jaya atau Palyja. Sejauh ini, Palyja hanya memasok 100 ribu meter kubik air per tahun jumlah tersebut setara dengan 50% rata-rata kebutuhan air di komplek perkantoran tersebut. “Air tanah masih bervariasi range-nya 10% hingga 50% dari total kebutuhan mereka, kalau dikonversikan ke Palyja di segi tiga emas itu sekitar 100.000 meter kubik,” ujar Direktur Palyja Nancy Manurung, di Yogyakarta, Jumat (26/4)