KONTAN.CO.ID - Pameran buku berskala internasional kembali digelar di Jakarta. Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) yang diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan didukung Badan Ekonomi Kreatif ini akan diikuti 20 negara dan 70.000 pengunjung. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, pameran buku berskala internasional kembali digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 6-10 September 2017. Menurut Rosidayanti Rozalina, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), pecinta buku di tanah air masih banyak. Karena hal itu diadakannya pameran buku adalah cara untuk mendekatkan media buku kepada masyarakat. "Dibanding orang yang datang ke buku, adanya pameran buku ada ketertarikan tersendiri. Seperti ingin lihat stand dan bertemu dengan pecinta buku atau komunitas
book lovers lain," ucap Rosidayanti.
Tidak hanya itu, Rosidayanti juga mengatakan bahwa untuk mempertahankan buku sebagai konten yang dicari masyarakat perlu keberanian ide untuk menciptakan pameran buku yang menarik setiap tahun. "IKAPI memberanikan diri untuk meningkatkan Indonesia Book Fair menjadi Indonesia Internasional Book Fair. Keberanian ini menumbuhkan kebangaan bagi bangsa serta menjadi konsekuensi dan tantangan. Dengan dukungan Pemerintah yaitu salah satunya Badan Ekonomi Kreatif itu sangat penting dalam industri penerbitan buku," ucapnya. Diketahui dalam Indonesia Internasional Book Fair nanti, Bekraf akan memfasilitasi dengan penyediaan lounge dan corner untuk penerbit baru atau indie yang menyediakan karya dan tampil. Ricky Joseph Pesik Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menambahkan bahwa bentuk dukungan yang diberikan untuk meningkatkan nilai tambah industri kreatif yang salah satunya adalah penerbitan. "Kalau dilihat secara global industri penerbitan buku paling tua di dunia. Industri ini menghadapi tantangan perubahan format yaitu konten. Dan lewat IIBF, pameran ini jadi platform yang menjanjikan apalagi jadi tuan rumah. Semoga menjadi pasar dan ajang yang bergengsi di mata internasional," pungkas Ricky Pesik di Senayan City, Jumat (18/8). Lebih lanjut, Ricky menjelaskan bahwa IIBF tidak boleh ketinggalan dari pameran buku di negara lain. Pameran harus berkelas dunia dan membanggakan semua stake holder perbukuan. Selain berguna secara ekonomi, tampilnya Indonesia sebagai tuan rumah menjadi peristiwa yang tercatat dalam perbukuan internasional yang penting dalam diplomasi kebudayaan. "Dengan jumlah penduduk yang besar, keragaman budaya, demokrasi yang terpelihara dan ekonomi yang meningkat, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemimpin produksi dan konsumsi buku dunia. Ini sudah cukup sebagai alasan untuk mengharapkan adanya pameran buku dunia di Jakarta yang menjadi international market hub, setidaknya untuk kawasan regional. Karena alasan inilah Bekraf merasa perlu membesarkan IIBF dan mendukung penyelenggaraannya," tuturnya. Husni Syawie selaku Ketua Panitia IIIBF 2017 mengatakan sudah ada 15 negara yang akan ikut serta dalam pameran tersebut. Negara tersebut adalah Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, China, Indonesia, Korea, Jepang, Jerman, Perancis, Belanda, Bosnia, India, Mesir dan Saudi Arabia. Ditargetkan akan ada 20 negara yang hadir. Negara-negara tersebut bisa menjadi rekan sekaligus pembeli yang hadir dalam pameran. Buku-buku dari sejumlah penerbit seperti Gakken, National Geographic, Harvard Business Review, Penguin Random House, Simon and Schuster, Hinkler Book, Parragon, Egmont, Scholastic, Oxford, Cambridge University Press, dan Marshall Canvendish akan bergabung di stan pameran ini. "Jadi ada buku dan produk penerbit Indonesia dan buku penerbit mancanegara, juga ada diskusi, seminar, talkshow dan presentasi dari penerbit buku," imbuh Husni.
Selain penerbit, IIBF juga akan diikuti perpustakaan dan berbagai lembaga seperti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Perpustakaan Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komisi Pemberantasan Korupsi, serta bincang-bincang dengan berbagai tokoh diantaranya Sapardi Djoko Darmono, Kang Maman, Pidi Baiq, Wahyu Aditya, Ernest Prakarsa, Faza Meonk, Lala Bohang dan lainnya. Program yang diberikan selain pameran yaitu Indonesia Rights Fair dan Business Matchmaking (untuk promosi dan transaksi hak cipta antar negara), Festival Komunikasi Literasi, Bursa Naskah (untuk mempertemukan penerbit dengan penulis yang memiliki naskah), peluncuran dan diskusi buku, pemilihan abang none buku DKI Jakarta, lomba robot yang memperebutkan piala Gubernur DKI, lomba bercerita, wisata literasi dan budaya, lomba matematika dan sains, lomba vlog, dan debat anti korupsi dengan KPK. "Upaya unfuk menumbuhkan kesadaran dan mengabarkan pentingnya literasi bangsa akan disampaikan Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia dalam orasi literasi di pembukaan IIBF 2017," pungkas Husni. Husni juga menargetkan untuk bisa mendatangkan 70 ribu pengunjung pameran IIBF 2017. Berbagai bentuk pemasaran pameran sudah gencar dilakukan termasuk videtron di Senayan City, Jakarta. Sudah ada 112 peserta dalam negeri yang akan turut serta dalam pameran. Husnis berharap, transaksi penjualan dalam pameran bisa tumbuh 20% dibanding tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia