Pameran mobil mengangkat penjualan Astra



JAKARTA. Penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) terlihat stagnan selama lima bulan pertama tahun ini. Hingga Mei 2014, total penjualan mobil ASII mencapai 277.056 unit, hanya naik 3,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahkan dibanding bulan sebelumnya, penjualan mobil Astra turun 19,7%. Untungnya, penjualan motor ASII hingga Mei 2014 naik 9% year on year (yoy).

Budi Rustanto, analis Onix Sekuritas dalam riset 18 Juni 2014 menyebutkan, penurunan ini akibat hari kerja yang kurang efektif di Mei. "Kami melihat penurunan ini adalah kondisi normal," tulis dia.

Penurunan ini membuat pangsa pasar ASII untuk segmen kendaraan roda empat turun 48% pada Mei 2014, dari 54% bulan sebelumnya. Menurut Budi, penurunan ini lantaran jelang musim tahun ajaran baru. Secara historis, permintaan kendaraan roda empat (4W) kala moment itu turun.


Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang cenderung menurun menjadi salah satu penyebab menurunnya penjualan ASII. Dia menambahkan, adanya persaingan harga di pasar mobil masih mengancam ASII. "Masyarakat kalangan menengah ke atas semakin bertambah menjadi pendukung kenaikan permintaan kendaraan," ujar dia.

Selain itu, menurut analis JP Morgan, Aditya Srinath dalam riset 17 Juni 2014, salah satu faktor yang bisa menekan kinerja ASII adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab ia memprediksikan, harga BBM akan naik dalam waktu enam bulan setelah pemilihan umum.

Tapi ASII masih memiliki harapan positif dari adanya momentum Hari Raya Idul Fitri. Kiswoyo memprediksikan, penjualan kendaraan dan spare part akan meningkat. Selain itu, adanya produk low cost green car (LCGC) juga bisa mendukung kinerja ASII.

Kiswoyo juga yakin, penjualan anak usaha di bisnis alat berat dan pertambangan melalui PT United Tractors Tbk (UNTR) dan sektor perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) masih akan bertumbuh. "Kinerja UNTR dan AALI tahun ini akan lebih baik seiring dengan harga komoditas yang mulai stabil," papar dia.

Menurut Budi, ASII mampu mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar mobil dan sepeda motor domestik di tengah melemahnya volume penjualan. Dia memperkirakan, penjualan mobil ASII akan kembali meningkat di Agustus dan September yakni kala ajang Indonesia Internasional Motor Show (IIMS). Sebab secara historis, ajang IIMS telah berhasil meningkatkan penjualan ASII.

Karena itu Kiswoyo memprediksikan, pendapatan ASII tahun ini bisa tumbuh 9,78% menjadi Rp 212,85 triliun dari tahun lalu Rp 193,88 triliun. Sedangkan laba bersih juga tumbuh 9,88% menjadi sekitar Rp 21,34 triliun dari Rp 19,42 triliun secara yoy.

Budi memperkirakan, pendapatan ASII tahun ini akan mencapai Rp 214,18 triliun. Sementara laba bersihnya sekitar  Rp 22,05 triliun.

Aditya memberi status overweight bagi ASII dengan target Rp 7.700 per saham, dengan harapan mobil LCGC ASII dapat menguasai pangsa pasar. Budi dan Kiswoyo merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing Rp 8.000 dan Rp 8.500 per saham. Selasa (8/7) harga saham ASII naik 2% ke level Rp 7.650 per saham.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana