KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi global yang kembali meningkat mendorong pelaku pasar memperbesar aset mereka paling likuid sebagai safe haven. Di tengah kondisi saat ini, Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf memproyeksikan dolar Amerika Serikat (AS) akan lebih diminati pelaku pasar daripada emas. Penemuan strain baru virus Covid-19 yang lebih cepat menular menyulut kekhawatiran akan terjadinya lockdown dan perlambatan ekonomi. Kondisi ini membuat pelaku pasar cenderung mengamankan investasinya ke dalam aset safe haven seperti dolar AS dan emas. Namun, di antara dua aset safe haven tersebut, Alwi mengatakan dolar AS memiliki likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan emas. Penyebabnya, semua bank sentral memiliki cadangan devisa dalam bentuk dolar AS. "Dalam memilih safe haven di tengah kondisi saat ini pelaku pasar cenderung memilih kas dalam bentuk dolar AS yang lebih likuid daripada emas," kata Alwi, Selasa (22/12).
Pamor dolar AS akan lebih tinggi dibanding emas sebagai aset safe haven
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi global yang kembali meningkat mendorong pelaku pasar memperbesar aset mereka paling likuid sebagai safe haven. Di tengah kondisi saat ini, Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf memproyeksikan dolar Amerika Serikat (AS) akan lebih diminati pelaku pasar daripada emas. Penemuan strain baru virus Covid-19 yang lebih cepat menular menyulut kekhawatiran akan terjadinya lockdown dan perlambatan ekonomi. Kondisi ini membuat pelaku pasar cenderung mengamankan investasinya ke dalam aset safe haven seperti dolar AS dan emas. Namun, di antara dua aset safe haven tersebut, Alwi mengatakan dolar AS memiliki likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan emas. Penyebabnya, semua bank sentral memiliki cadangan devisa dalam bentuk dolar AS. "Dalam memilih safe haven di tengah kondisi saat ini pelaku pasar cenderung memilih kas dalam bentuk dolar AS yang lebih likuid daripada emas," kata Alwi, Selasa (22/12).